Yogyakarta (ANTARA News) - Para pemimpin saat ini perlu mencontoh keteladanan para pendiri bangsa yang mengedepankan kesederhanaan, dan tidak melakukan perilaku koruptif, kata Rektor Universitas Paramadina Anies Rasyid Baswedan.

"Para pendiri bangsa ini adalah `orang yang sudah selesai`, mereka tidak menggunakan republik untuk memperkaya dirinya sendiri. Mereka memiliki kompetensi, kedekatan dengan rakyat, dan minim kepentingan pribadi," katanya pada diskusi `Mengenang 25 Tahun Wafatnya AR Baswedan`, di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, perilaku yang ditunjukkan para pemimpin saat ini sangat berbeda dengan yang dilakukan para pendiri republik yang tetap memiliki kompetensi, kedekatan dengan rakyat, dan tidak mengutamakan kepentingan pribadi hingga akhir hayatnya.

"Para pemimpin bangsa dalam beberapa dekade tahun terakhir mengalami defisit integritas dan kesederhanaan. Defisit integritas dan kesederhanaan terjadi pada tingkat para pimpinan, baik pusat maupun daerah," katanya.

Ketua Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Ahmad Adaby Darban mengatakan sosok AR Baswedan merupakan keturunan Arab yang memilki integritas tinggi dalam mewujudkan kemerdekaan. Meskipun orang Arab, AR Baswedan mempertegas kalau dirinya sebagai orang Indonesia.

Menurut dia, semasa hidupnya AR Baswedan pandai bergaul dan sangat luwes. Rekan dan sahabatnya dari berbagai golongan dan agama. Di era penjajahan, dia berjuang lewat media jurnalistik, menyampaikan ide dan kritik terhadap pemerintah Hindia Belanda.

Namun, setelah kemerdekaan, Indonesia sedang mencari dukungan dari luar negeri, AR Baswedan termasuk anggota tim di bawah koordinator Agus Salim yang berjuang memperoleh dukungan tersebut dari Mesir dan Arab.

Ia mengatakan hal itu merupakan hubungan diplomatik pertama yang dilakukan Indonesia. Surat pengakuan itu, ditaruh Baswedan di kaus kaki untuk menghindari ketatnya pemeriksaan pemerintah Hindia Belanda.

"Surat tersebut kemudian diserahkan Baswedan kepada Presiden Soekarno di Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta. Soekarno senang bahwa misi diplomatik pertama berhasil dilakukan," katanya.(*)
(U.B015/M008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011