Baghdad (ANTARA News/AFP) - Sejumlah bom rakitan menewaskan enam orang dan melukai 21 lainnya di Irak pada Senin, kata seorang penjabat Kementerian Dalam Negeri.

"Tiga orang tewas dan 10 lainnya cedera oleh dua ledakan bom buatan di dekat Fallujah," di barat ibu kota Baghdad, kata pejabat itu.

"Bom sama lainnya menewaskan tiga orang dan melukai 11 di daerah Jisr Diyala," di selatan ibu kota, katanya menambahkan.

Kekerasan di Irak telah turun tajam dari puncaknya pada 2006 dan 2007, namun aksi-aksi pemboman, penembakan-penembakan dan penculikan-penculikan masih sering terjadi.

Utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Irak, Ad Melkert, mengatakan pekan lalu bahwa insiden-insiden kekerasan masih terjadi rata-rata 25 kali setiap hari, namun mengakui bahwa itu sudah "jauh lebih rendah dari yang dulu".

Sebelumnya, seorang Imam Syiah asal Irak yang berpengaruh pada Sabtu mengatakan, dia akan mengajak pengikutnya melakukan tindakan melawan tentara Amerika Serikat jika Washington memungkiri janjinya menarik tentara pada akhir 2011.

"Jika tentara AS tidak meninggalkan Irak, kami akan meningkatkan perlawanan militer dan mengaktifkan kembali kegiatan Tentara Mahdi," kata Imam Muqtada Al Sadr dalam pernyataannya yang dibacakan oleh seorang juru bicara di depan ribuan pengikutnya, saat unjuk rasa anti AS berlangsung di Baghdad.

Gelombang unjuk rasa tersebut merayakan hari jadi yang kedelapan atas terebutnya kota itu oleh pasukan sekutu AS.

Unjuk rasa tersebut terjadi setelah Menteri Pertahanan AS, Robert Gates mengatakan bahwa sejumlah tentara dapat menetap di Irak selama beberapa tahun ke depan. Saat ini terdapat 50 ribu tentara AS bertugas di Irak.

Tentara Mahdi dibentuk pada 2003 dan terlibat dalam sejumlah besar bentrokan dengan pasukan AS.

Mereka telah melakukan gencatan senjata sejak Agustus 2007 sehingga menjadi faktor yang signifikan dalam penurunan kekerasan di Irak.

Al Sadr menetap di Iran tempat dia sedang melakukan pendidikan keagamaan.

Selama kunjungannya ke Irak pada Januari, dia mendesak para pengikutnya untuk "melawan penjajah termasuk AS dan yang lainnya dengan segala kemungkinan".
(Uu.H-AK/M016)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011