Kami berusaha keras untuk menawarkan pelanggan kami harga serendah mungkin, pilihan terbaik yang tersedia, dan kenyamanan maksimal
Jakarta (ANTARA) - Sosok pahlawan tidak hanya melekat kepada mereka yang berjuang melawan penjajah. Mereka yang rela berkorban serta berjuang untuk membela orang-orang lemah dan tertindas serta melindungi orang-orang di sekitarnya atau memberikan yang terbaik untuk orang-orang yang dicintainya juga pantas disematkan gelar pahlawan.

Pribadi-pribadi bersifat pahlawan ini banyak di sekitar kita, mereka memiliki karakter kokoh yang tak lelah berjuang untuk melindungi.

Lantas bagaimana dengan seseorang yang berjuang dalam membangun dan menjaga keutuhan keluarga? Apakah orang tersebut juga dapat disebut sebagai pahlawan?

Ayah beserta ibu yang umumnya senantiasa bersama sejak kecil dalam kehidupan sehari-hari kita, tentu juga memiliki kesamaan konteks dengan para pejuang yang bergelar pahlawan.

Dalam konteks masa kini, semangat kepahlawanan mempertahankan bangsa dan negara itu dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara mempertahankan kesatuan dan kelanggengan rumah tangga dalam suatu wadah yang disebut dengan keluarga.

Ayah yang umumnya bertugas mencari nafkah, atau ibu dan boleh jadi kakak yang oleh suatu hal harus menjalani takdir sebagai pencari nafkah di sebagian kisah cerita kehidupan keluarga-keluarga di Indonesia dan kemudian memilih jalan sebagai entrepreneur untuk menjadi ujung tombak keluarganya dalam mengarungi kehidupan sehari-hari, pasti butuh tujuan dan motivasi yang jelas, yaitu memiliki kehidupan yang sehat, bahagia, makmur dan sejahtera.

Namun penelitian dari Universitas Tennessee di Amerika Serikat tahun 2013 yang menyatakan bahwa lebih dari 80 persen bisnis gagal saat masuk tahun ke-3 menunjukkan bahwa sebagian besar entrepreneur startup belum bisa memahami bahwa membangun kekayaan melalui bisnis itu harus melalui proses, cara yang benar dan tak dapat instan.

Salah satu pemicu utama hancurnya bisnis menurut penelitian tersebut terjadi karena persoalan buruknya kompetensi sang pengelola.

Namun permasalahan yang paling mendasar dari persoalan buruknya kompetensi sang entrepreneur sesungguhnya adalah berawal dari ketidakmampuan atau ketidaktahuan menciptakan dan mendefinisikan visi (tujuan besar), misi (sasaran), dan strategi yang jelas sebagai cetak biru usaha yang dijalani.

Di setiap akhir tahun, biasanya kita mencoba berpikir ulang apa yang telah kita lakukan di tahun ini serta pelajaran apa yang di dapatkan dan kemana arah bisnis tahun depan. Manfaat yang dapat dipetik adalah bahwa kita dapat mengevaluasi bisnis serta berkesempatan untuk membuat rencana yang lebih matang untuk diimplementasikan pada tahun-tahun berikutnya.

Dalam membuat rencana, apabila hanya sebatas menyiapkan untuk satu tahun depan saja, biasanya kita akan kesulitan untuk mendapatkan arah dan tujuan jangka panjang.

Akibatnya setiap tahun kita akan berpikir ulang dan sangat mungkin output dari kinerja perusahaan yang dilakukan malah semakin tidak konsisten dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, ada beberapa hal mendasar yang perlu dilakukan sang entrepreneur agar konsistensi dalam berbisnis dapat senantiasa terjaga hingga sukses diraih.


Perubahan

Perencanaan strategis adalah fungsi kunci dari manajemen organisasi yang membantu menetapkan prioritas, mengalokasikan sumber daya, dan memastikan bahwa setiap orang bekerja untuk mencapai tujuan dan sasaran bersama.

Namun agar perencanaan strategis menjadi efektif, ada dua alat penting yang dibutuhkan yakni pernyataan visi dan misi bisnis.

Pernyataan visi memberikan arah ke mana perusahaan ingin pergi. Secara sederhana, sang entrepreneur dapat menyusun pernyataan visi untuk bisnisnya yang mampu menjawab pertanyaan tentang apa harapan dan impian diri dan keluarganya. Masa depan seperti apa yang ingin dicapai, dan bagaimana perusahaan berperan dalam mewujudkannya.

Salah satu tujuan yang dicapai perusahaan misalnya adalah bercita-cita untuk membuat semacam perubahan, dan bagaimana akan membuatnya. Sebagai contoh, kita dapat melihat pernyataan visi Amazon, sebagai salah satu perusahaan marketplace terbesar di dunia yang memiliki visi “menjadi perusahaan yang paling berfokus pada pelanggan di bumi, tempat pelanggan dapat menemukan dan menemukan apa pun yang mungkin ingin mereka beli secara online”.

Prinsip yang perlu menjadi acuan sang entrepreneur dalam menyiapkan visi bisnis adalah sustainability business (keberlanjutan bisnis) dalam jangka waktu yang panjang bahkan seandainya sang entrepreneur secara fisik sudah tidak lagi berada dalam manajemen, namun perusahaan yang didirikannya tetap bertahan dan bertumbuh seiring dengan pergantian zaman.


Budaya organisasi

Pernyataan misi organisasi yaitu menguraikan bisnis perusahaan, sasarannya, dan strateginya untuk mencapai sasaran tersebut. Ini lebih berfokus pada posisi perusahaan saat ini dan langkah taktis yang ingin digunakan untuk mencapai tujuannya. Pernyataan misi suatu perusahaan juga dapat digunakan untuk membentuk budaya organisasi.

Saat membuat pernyataan misi untuk perusahaan, uraikan apa yang akan dan harus bisnis lakukan, siapa yang dilayani dan bagaimana melayani para konsumen.

Itulah tiga elemen terpenting dari pernyataan misi bisnis. Misalnya, pernyataan misi Amazon adalah, “Kami berusaha keras untuk menawarkan pelanggan kami harga serendah mungkin, pilihan terbaik yang tersedia, dan kenyamanan maksimal”.

Jika sebuah bisnis kecil menjual pakaian bayi home made misalnya, pernyataan misinya mungkin adalah, “Kami menawarkan pakaian indah untuk bayi kepada orang tua baru yang dibuat dengan tangan dan cinta yang tulus".

Ini termasuk apa yang bisnis harus lakukan, siapa audiens bisnis dan bagaimana perusahaan melayani para konsumen.

Selain misi, yang tak kalah penting adalah goals (target/sasaran) bisnis yang diterjemahkan dalam angka misalnya untuk kurun waktu 3-5 tahun kedepan harus mencapai target profit berapa. Dengan adanya pernyataan misi dan goals yang jelas, hal ini akan menjadikan panduan bagi mitra atau karyawan sang entrepreneur dalam membangun bisnis ke depan.


Strategi dan data

Yang diperlukan dalam membuat strategi bisnis sesungguhnya hanyalah sebuah konsep yang sederhana dan cobalah memikirkan hal-hal apa saja yang dibutuhkan.

Strategi yang sederhana dan dilakukan dengan target pasar yang tepat ditambah visi bisnis yang bertujuan menyelesaikan masalah sosial, Insya Allah outputnya akan membuat bisnis startup menjadi sukses dan terus bertumbuh.

Selain itu, usahakan setiap keputusan yang diambil dominan berdasarkan hasil analisis dan data, baru sedikit sisanya boleh berasumsi berdasarkan intuisi dan feeling. Kebutuhan penggunaan data valid dan analisis yang terukur diibaratkan bahwa kita sudah tahu mau ke mana (tujuan), sehingga kemudian kita juga perlu kompas dan peta serta cara membaca peta agar sampai di tujuan tidak melenceng dari target waktu yang ditetapkan.

Sebab jika sampai terjadi salah data, informasi, dan asumsi. Maka akan salah pula analisisnya yang pada akhirnya akan salah mengambil keputusan atas strategi yang tepat.

Kesimpulannya, dengan memiliki visi, misi, dan strategi yang jelas berdasarkan data valid dan analisis yang terukur, maka arah bisnis ke depan dapat lebih terbaca dengan baik. Sehingga sang entrepreneur dapat terus konsisten dalam mengelola bisnis karena tidak lagi harus berpikir ulang setiap tahun kecuali ada kondisi-kondisi ekstrim yang menyebabkannya harus melakukan perubahan pada arah bisnis ke depan.

*) Baratadewa Sakti P adalah Praktisi Keuangan Keluarga dan Pendamping Bisnis UMKM

Copyright © ANTARA 2021