Jakarta (ANTARA News) - Spotify mengurangi waktu dan jumlah musik yang bisa didengar gratis oleh pengguna dari 20 jam per bulan menjadi hanya 10 jam.

Pengguna gratis juga akan dibatasi hanya lima lagu. Setelah itu mereka harus membeli atau mendaftar pada salah satu layanan berlangganan Spotify.

Ken Parks, chief content officer Spotify, sebagaimana dilaporkan Telegraph mengatakan bahwa untuk menumbuhkan perusahaan harus "menyeimbangkan sejumlah prioritas."

"Yang utama di antara prioritas ini adalah mempertahankan layanan gratis, yang membuat Spotify unik, dan apa yang anda lihat di sini adalah keseimbangan dari prioritas-prioritas ini.

Kami menunjukkan bahwa model itu bekerja dengan sangat baik, tetapi tetap kami perlu  menyiasati layanan untuk memastikan semua orang memiliki akses atas musik legal dalam jangka panjang."

Penyedia layanan "streaming" musik itu mengatakan para pengguna baru, dalam enam bulan pertama, akan tetap mendapatkan versi saat ini: mendengarkan musik gratis 20 jam setiap bulannya dan tanpa diputus dalam memutar setiap track lagu. Bagaimanapun juga, setelah enam bulan batasan (waktu gratis) baru diberlakukan.

Para pengguna yang bergabung dalam layanan gratis Spotify pada atau sebelum 1 November tahun lalu akan secara otomatis pindah ke persyaratan baru pada 1 Mei. Para pengguna gratisan yang mendaftar setelah 1 November tahun lalu akan mendapatkan pengingat "waktu enam bulan mereka" sebelum persyaratan baru diajukan.

Dalam sebuah blogpost, Spotify meyakinkan para anggota bahwa perubahan baru tidak akan mempengaruhi pengguna gratisan, yang kebanyakan menggunakan layanan itu untuk mencari musik baru.

Pendiri dan CEO Spotify, Daniel Ek, menulis:"Bagi mereka yang menggunakan Spotify untuk menemukan lagu baru untuk dinikmati dan dibagi kepada teman-teman, perubahan ini tidak harus menghalangi anda melakukannya."

Spotify, yang memenangkan Start-Up 100 Award yang didukung Telegraph pada Selasa sore, baru-baru ini mengumumkan mereka memiliki satu juta pelanggan berbayar di seluruh Eropa. Bagaimanapun juga, model musik gratis itu sudah terbukti sulit untuk diterima beberapa orang dalam industri rekaman.

Perusahaan itu mungkin akan meluncurkan layanan serupa di Amerika tetapi belum dilakukan karena alasan yang dianggap berhubungan dengan masalah label rekaman mengenai "streaming" musik gratis.

Sementara Spotify berpendapat bahwa mereka menyediakan sebuah alternatif legal, ada banyak pihak dalam industri itu yang mengeluhkan bahwa yang dilakukannya belum cukup.

Paul McGuiness, manajer band U2, mengkritik Spotify awal minggu ini, mengatakan:"Saya sungguh berharap para jenius yang membawa Google, Facebook, Amazon, Spotify akan mendapatkan tindakan."

Hanya beberapa jam setelah tur 360 U2 memecahkan rekor untuk tur konser berpenghasilan tertinggi sepanjang masa, dengan total penjualan tiket 430 juta poundsterling. McGuiness menyebutnya "suatu kemurahan hati" dari "orang yang menghasilkan uang dari Internet."

(ENY/S026)

Penerjemah:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011