Jakarta (ANTARA) - Produk asuransi kesehatan Manulife Indonesia pada kuartal III 2021 tumbuh sebesar 19 persen dari seluruh kanal distribusi dibanding tahun 2020.

Tingginya permintaan masyarakat terhadap produk asuransi kesehatan ini dipengaruhi faktor pandemi COVID-19, yang masih terjadi dan penetrasi asuransi yang kian membaik, terbukti pada Juni 2021 meningkat 3,11 persen.

Head of Product Management PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) Richard Sondakh dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Rabu, menyebutkan situasi pandemi saat ini membuat masyarakat kian peduli terhadap kesehatan.

Selain itu edukasi yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga ikut membantu mencerahkan masyarakat dalam berasuransi.

Richard memprediksi produk asuransi kesehatan pada 2022 masih tetap menjadi pilihan utama masyarakat melihat situasi pandemi COVID yang belum berakhir.

Survei Manulife Asia Care 2020, yang dirilis awal tahun ini menyebutkan  98 persen responden di Indonesia menyatakan mereka telah mengambil langkah untuk mengelola kesehatan dan keuangan di tengah pandemi.

Bahkan 43 persen responden Indonesia menyatakan telah berinisiatif mencari informasi seputar produk dan layanan asuransi dalam rangka merespons pandemi. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan angka rata-rata responden dari negara-negara lain yakni 32 persen.

Survei ini dilakukan di delapan pasar Asia yakni China, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam dengan melibatkan 3.946 responden.

Baca juga: AAJI: Pandemi pengaruhi kesadaran perlindungan diri masyarakat

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Manulife Indonesia Ryan Charland menambahkan naiknya kesadaran masyarakat untuk memproteksi diri di tengah pandemi memberi sinyal positif bagi industri asuransi di Indonesia.

Di Manulife, tuturnya, tiga produk asuransi kesehatan yang paling banyak diminati masyarakat adalah MiUltimate HealthCare (MiUHC), Hospital Income (Proteksi Prima Medika Danamon), dan Group Life & Health Product.

Komitmen industri asuransi memberikan proteksi terhadap nasabahnya bisa dilihat dari realisasi pembayaran klaim yang diajukan oleh nasabah.

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia ( AAJI) mencatat sejak Maret 2020 hingga Juni 2021 total klaim COVID-19 yang dibayarkan industri asuransi sebesar Rp3,74 triliun. Sedangkan Manulife Indonesia hingga 30 September 2021 telah membayar klaim terkait COVID sebesar Rp497 miliar.

Sementara itu dalam lima tahun terakhir Manulife Indonesia telah membayarkan klaim akhir kontrak (maturity) sebesar Rp2,4 triliun kepada lebih dari 90.000 nasabah dari sekitar dua juta lebih nasabahnya. 

Salah satu nasabah Manulife Indonesia, Adinda Sarfina Rachmania (27) menyebutkan salah satu alasan dirinya mengambil polis di Manulife karena khawatir dengan pandemi COVID-19 dan merasa terbantu dengan layanannya. 

Sementara itu, Chalenar Isak M Sitorus (55), salah satu agen Manulife Indonesia, menjelaskan berbagai fasilitas Manulife Indonesia seperti layanan digital jauh sebelum COVID-19 terjadi cukup membantunya memberikan informasi kepada nasabah.

Mengenai prospek asuransi kesehatan pada 2022, Richard tetap optimistis peluang untuk industri asuransi masih tetap terbuka lebar. Ia mengatakan dengan kondisi pandemi yang masih belum berakhir, maka industri asuransi masih berpotensi bertumbuh lebih baik lagi.

Contohnya, kata Richard, salah satu produk Manulife Indonesia yang diluncurkan pada akhir Oktober 2021 lalu yakni MiAction dalam waktu satu bulan telah memberikan kontribusi lebih dari 1.000 polis. Tren ini, kata dia, akan terus berlanjut pada 2022.

Baca juga: Pakar ingatkan kondisi kesehatan "pre existing" saat klaim asuransi

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021