Anda tidak bisa langsung berbicara kepada saya seperti itu"
Jakarta (ANTARA News) - Niat Perhimpungan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk menggalakan hubungan langsung antarmasyarakat akar rumput (people to people), tampaknya tidak akan mudah. Halangan bisa datang dari banyak hal, termasuk bahasa dan kebiasaan atau tata krama.

Setidaknya itu dialami Antara News ketika mencoba mewawancarai seorang anggota delegasi Vietnam dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN  di Jakarta Convention Centre, Kamis.

Entah karena lelah atau tidak terbiasa diburu jurnalis, pejabat di Kementrian Perindustrian Vietnam yang baru saja mengikuti The 1st ASEAN - European Bussiness Summit itu meradang ketika ANTARA News mencoba mewawancarainya.

"Anda tidak bisa langsung berbicara kepada saya seperti itu," ketusnya dengan suara tinggi.

Antara News ingin mendapatkan pengalaman negara itu dalam bagaimana menghadapi perdagangan bebas dengan China.

Vietnam disebut-sebut menderita defisit perdagangan dengan China, bahkan tahun 2010 defisit itu mencapai 11 miliar dolar AS atau 91 persen dari total defisit perdagangan negara itu.

Namun tidak semua delegasi bersikap tertutup, salah satunya Menteri Perdagangan Filipina Gregory L Domingo.

Domingo justru sangat ramah berbicara langsung kepada wartawan yang menanyainya tentang neraca perdagangan negerinjya dengan China setelah pakta dagang bebas ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) efektif ditetapkan Januari 2010.

"Neraca dagang kami dengan China cukup seimbang. Kami banyak mengekspor produk elektronik ke China, sementara dari sana kami mengimpor produk seperti garmen dan permesinan, " katanya sambil tersenyum. (*)

Berty

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011