Bandung (ANTARA News) - Polres Garut menyelidiki penyebab kecelakaan bus Kramat Jati yang tergelincir masuk jurang di Kampung Pangkalan Desa Sukaratu Kecamatan Malangbong Kabupaten Bandung, Senin.

"Penyebabnya kecelakaan ini belum bisa dipastikan, banyak faktor yang mungkin terjadi. Kami tidak bisa meminta keterangan dari sopirnya karena termasuk korban yang meninggal dunia," kata Kapolres Garut, AKBP Drs Rusli Hartono.

Kapolres menyebut beberapa faktor yang mungkin menyebabkan kecelakaan itu yaitu kesalahan manudia dari pengemudi, kondisi kendaraan, keadaani jalan dan cuaca saat kejadian.

Kejadian tergelincirnya bus jurusan Wonogiri - Bandung yang menewaskan enam orang itu, tergolong luar biasa di jalur Bandung - Tasikmalaya itu.

"Fokus kita hingga siang ini evakuasi korban dan reruntuhan bus. Semua korban sudah dievakuasi ke Puskesmas Malangbong dan Sukaratu, termasuk dua yang tergencet dan meninggal dunia sudah berhasil dievakuasi," katanya.

Penyelidikan terhadap kecelakaan dilakukan Unit Laka Lantas Polres Garut yang diantaranya akan mengamati jejak rem di lokasi kejadian.

"Semua data masih dikumpulkan, kita juga tak bisa memaksakan meminta keterangan para penumpang yang saat ini masih syok. Kami juga meminta keterangan dari perusahaan bus," katanya.

Lokasi kejadian itu adalah salah satu kawasan rawan kecelakaan dan bentuk jalurnya bertikungan tajam dan sangat membahayakan kendaraan dari arah Tasikmalaya menuju Bandung.

Sebelum masuk jurang, bus menerjang rumpun bambu di sekitar tebing sebelah jalan, namun karena bobot kendaraan berat, pembatas jalan tak mampu menahannya sehingga meluncur ke dasar jurang dengan posisi akhir terbalik.

Bus tersebut rusak berat dan kabin atasnya menghimpit para penumpang yang ada di dalamnya.

"Medan untuk evakuasi bus itu cukup berat, namun evakuasi korban sendiri selesai sekitar pukul 09.00 WIB," katanya.

Lokasi kejadian tergulingnya bus maut itu tidak jauh dari lokasi longsor yang sempat memutus jalur Bandung - Tasikmalaya pada saat arus Mudik/ Balik Lebaran 2004. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009