Bandung (ANTARA News) - Delapan unit telescope (teropong) disiapkan oleh  Observatorium Bischa ITB di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, untuk memantau gerhana matahari, Senin.

Lima telescope jenis `Coronado` digunakan oleh para pengamat Boscha, sedangkan tiga telescope lainnya disediakan bagi masyarakat yang ingin melihat fenomena alam itu.

"Sebagian menggunakan telescope biasa yang dipasangi filter. Sedangkan lainnya menggunakan telescope Coronado khusus untuk pengamatan matahari," kata Astronom Observatorium Boscha ITB, Mohammad Irfan.

Selain itu, Boscha juga menyiapkan layar secara online untuk merekam hasil pengamatan gerhana matahari cincin di beberapa daerah lainnya antara lain seperti di Pantai Carita, Serang, Lampung, serta dari beberapa titik lokasi lainnya.

"Di Bandung sendiri hanya bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian atau parsial, namun khusus untuk melihat gerhana cincin bisa melalui layar secara online," katanya.

Menurut dia, kawasan Bandung tidak termasuk daerah yang dilalui `atumbral` atau bayangan gelap sehingga hanya terlihat gerhana sebagian saja. Bagian matahari yang terlihat sekitar 88 persen saja atau menyerupai bulan sabit.

Sementara itu persiapan di kawasan Boscha dilakuakan sejak pagi hari, dua telescope sudah dipasang di taman pusat teropong bintang terbesar di Indonesia itu.

Mohammad Irfan menyebutkan, untuk di wilayah Bandung pergerakan matahari dan bulan akan mulai kontak sekitar pukul 15.30 WIB, sedangkan puncaknya pada 16.40 WIB. Gerhana matahari sebagian di wilayah Bandung itu akan berakhir pukul 17.49 WIB.

Selain para asronom dan mahasiswa astronomi dari ITB, pengamatan gerhana matahari sore ini juga akan dihadiri masyarakat umum, termasuk para jurnalis.

Uniknya, peristiwa gerhana matahari cincin kali ini seakan menyambut pencanangan Tahun Astronomi Interenasional 2009.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009