Serang (ANTARA News) - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufik Kiemas mengajak seluruh komponen bangsa melawan semua ideologi yang menyimpang termasuk gerakan NII, dan radikalisme lainnya dengan menanamkan secara benar ideologi Pancasila kepada generasi bangsa.

"Ideologi Pancasila sudah final dan menjadi kesepakatan bersama para pendiri bangsa, semua ideologi yang menyimpang dari Pancasila harus dilawan. Selama ini Pancasila hampir terlupakan karena gaungnya kurang terdengar terutama pada generasi muda," kata Taufik Kiemas usai membuka sosialisasi empat pilar negara bersama Forum Silaturahim Anak Bangsa (FSAB) di Serang, Banten, Minggu.

Ia mengatakan, banyaknya bermunculan ideologi yang menyimpang saat ini karena kurangnya sosialisasi dan pemahaman tentang pentingnya nilai-nilai ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa.

Oleh karena itu, pemerintah harus kembali memikirkan bagaimana menerapkan pola pendidikan kewarganegaraan dan pemahaman nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda.

"Ideologi harus dilawan dengan ideologi lagi, bukan dengan senjata. Namun pola sosialisasi Pancasila yang dilakukan saat ini jangan disamakan dengan masa lalu yang bersifat `top down`," kata Taufik Kiemas.

Sementara Ketua Forum Silaturahim Anak Bangsa (FSAB) Suryo Sulistyo mengatakan, sosialiasi empat pilar negara yakni Pancasila, UUD RI 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika yang dilakukan saat ini berbeda dengan biasanya karena saat ini bersifat `studi kasus`yakni mendengar keterangan langsung orang-orang yang memiliki sejarah terkait dengan pertentangan ideologi di masa lalu serta dengan pola diskusi.

"Pada sosialiasi pilar bangsa kali ini kami mendatangkan anak-anak mantan Jenderal korban gerakan komunis, anak mantan pendiri NII serta pihak lainnya," kata Suryo Sulistyo didampingi Sardjono Kartosoewirjo anak mantan pendiri NII SM Kartosoewirjo.

Ia mengatakan, Banten dipilih sebagai salah satu lokasi sosialisasi empat pilar bangsa kali ini, mengingat isu yang berkembang saat ini yakni mengenai masalah NII mengingat banyak mantan-mantan korban NII yang ada di Banten.

Oleh sebab itu, pihaknya juga mendatangkan Sarjono Kartosoewirjo anak mantan pendiri NII Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo.

"Tahun 1962 di Cipanas Garut, almarhum bapak saya mengajak kepada seluruh pengikut NII kembali ke tertib sipil karena negara sudah tidak lagi perang. Untuk itu, pada sosialisasi Pancasila kali ini, kami mengajak 100 orang dari 250 mantan korban NII KW9 di Banten," kata Sardjono Kartosoewirjo. (*)
(U.M045/A033)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011