Jakarta (ANTARA News) - Hasil sementara penyelidikan internal yang dilakukan Fraksi Partai Demokrat DPR RI terkait tuduhan yang diarahkan kepada Mohammad Nazaruddin dan Angelina Sondakh dinyatakan tidak ada bukti keduanya terlibat suap kepada Sesmenpora.

Karena itu, kata Ketua Tim Pencari Fakta FPD DPR Benny K Harman kepada pers di Gedung DPR/MPR di Senayan Jakarta, Selasa, hingga saat ini kedua anggota FPD DPR tersebut masih menjabat sesuai posisi sediakala.

"Sampai saat ini fraksi setelah melakukan penyelidikan ke dalam belum ditemukan indikasi keterlibatan kader Demokrat dalam kasus Sesmenpora. Jelas kasus ini tidak ada kaitan dengan Partai Demokrat," kata Benny K Harman yang juga Ketua Komisi III DPR.

Benny juga mengatakan bahwa apa yang disampaikan dan menyudutkan kader Partai Demokrat hanyalah imajinasi belaka. Pihaknya hanya akan menanggapi keterangan yang dikeluarkan oleh institusi penegak hukum dalam hal ini adalah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Yang disampaikan pengacara itu hanya imajinasi. Jika KPK yang buat pernyataan baru kita percaya. Belum ada berita yang menyebutkan kader kami terlibat," katanya.

Benny pun menyebutkan, kalau ada yang mengatakan bahwa permasalahan ini muncul karena adanya konflik internal di PD adalah tidak benar dan Demokrat adalah partai yang paling solid dan dinamika kongres justru menggambarkan betapa demokratisnya partai yang didirikan SBY tersebut.

"Kalau ada yang mengatakan bahwa tidak mungkin Andi Malarangeng yang merupakan kader PD dan juga menpora tidak tahu perilaku Sesmennya secara imajinatif bisa saja benar, tapi ini masalah hukum dan dalam hukum hanya fakta yang bisa bicara, bukan imajinasi seperti itu," katanya.

Benny juga mengakui ada upaya merongrong partai pemenang Pemilu 2009 itu. Hanya saja, dia beranggapan apa yang dialami partainya saat ini bukanlah sesuatu yang dapat menghancurkan Partai Demokrat.

"Sampai saat ini tidak ada faksi-faksian. Kalau ada yang hembus kami menduga ada yang mencoba mengadu domba, karena indikasinya ada BAP yang beredar di masyarakat. Kami belum mengetahui asal BAP tersebut," kata Benny.(*)
(T.S023/R014)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011