Jakarta (ANTARANews) -Dua orang pelaku teroris tewas ditembak Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri) di Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu dini hari berasal dari kelompok Tauhid Al Jihad.

"Dua orang yang tewas bernama Sigit Qurdowi, yakni Amir Tim Hisbah, pimpinan dari Tauhid Al Jihad bersama pengawalnya, Hendro," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam, di Jakarta, Sabtu.

Sigit adalah orang yang mengajarkan orang merakit bom dari kelompok teroris Cirebon (Jawa Barat) dan Jawa Tengah, ujarnya.

Saat dilakukan penangkapan dua orang teroris yang termasuk daftar pencarian orang (DPO) pelaku Bom Klaten tersebut di Jalan Pelajar Pejuang, Cemani, Solo, pada Sabtu dini hari pukul 01.15 WIB.

"Dari dua tersangka itu, polisi menyita dua pucuk senjata api FN, satu pucuk senjata api Baretta, satu unit granat jenis manggis masih aktif, seratus butir peluru senjata api FN," kata Anton.

Selanjutnya, saat pengeledahan di rumah Sigit ditemukan kira-kira 7.600 butir mur yang sudah di model tajam, katanya.

"Mur yang sudah tajam itu ada yang dilapis karet kemungkinan untuk ketapel atau campuran bom rakitan," kata Anton.

Adapun kronologis penangkapan berawal dari dua orang pelaku tersebut berboncengan sepeda motor, lalu mereka keluar dari sebuah rumah di daerah Cemani, Solo yang jalannya mengarah ke Tim Surveillance Densus 88 dan Tim Tindak.

"Tiba-tiba mereka berbalik arah dan langsung diikuti oleh Tim Surveillance dan Tim Tindak. Ketika Tim Tindak berusaha menghentikan kendaraan pelaku, lalu Sigit Qordowi yang dibonceng menembaki anggota Densus, kemudian anggota bereaksi membalas tembakan," kata Anton.

Tembakan teroris Sigit Qurdowi mengenai seorang laki-laki pedagang nasi angkringan bernama Nur Iman yang berada di beberapa meter dari tempat kejadian perkara (TKP), karena berusaha mendekat ketika terjadi keributan.

"Hal ini menyebabkan Nur Iman meninggal dunia, termasuk dua pelaku teroris meninggal dunia di TKP," katanya.

Keterlibatan dua pelaku DPO tersebut dalam aksi teror bom gereja dan Mapolsek Pasar Kliwon pada Desember 2010, kemudian mereka juga terlibat jaringan terorisme di Cirebon, dan mereka memiliki kaitan dengan empat tersangka yang ditangkap di Solo.

Sebelum terjadi baku tembak pada Jumat (13/5) malam, pada Kamis (12/5) telah dilakukan penangkapan empat orang diduga terlibat teroris di Solo dan sekitarnya.

Empat tersangka yang ditangkap atas nama Edi T alias Edi Jablay, Ari Budi alias Abas alias Irwan, Hari Budiarto alias Nobita, dan Aripin Haryono. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011