Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) siap mendukung pemberdayaan dan penguatan BUMN Industris Strategis seperti PT Dirgantara Indonesia (DI), PT PAL dan PT Pindad. "Pada prinsipnya, kami mendukung kebijakan pemerintah untuk penguatan industri pertahanan dalam negeri," kata Kepala Dinas Penerangan Umum (Kadispenum) Mabes TNI Kolonel CAJ Ahmad Yani Basuki di Jakarta, Jumat. Ia mengatakan, TNI telah banyak menggunakan produk-produk dalam negeri seperti senjata ringan, amunisi kaliber kecil dan sebagainya. Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI-Angkatan Udara (AU) Marsekal Pertama Sagom Tamboen, yang mengatakan, sebagian pesawat angkut ringan dan helikopter telah dapat dipenuhi oleh PT DI. "Untuk mendukung industri strategis dalam negeri, kita menetapkan bahwa untuk pesawat angkut ringan seperti CN-235 helikopter Pumma dan Super Pumma harus dapat dipenuhi oleh PT DI," katanya. Ia mengakui, ada beberapa kekurangan pada BUMN itu, yakni terkadang belum tepat jumlah dan tepat waktu. Hal itu, tambah dia, dikarenakan terbatasnya anggaran yang dimiliki oleh BUMN bersangkutan. "Tetapi kekurangan-kekurangan tersebut, masih dalam batas-batas yang dapat ditolerir, tidak sampai mempengaruhi pola operasi TNI AU," tutur Sagom. Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan TNI-Angkatan Laut (AL) Laksamana Pertama Abdul Malik Yusuf mengatakan, untuk mendukung penguatan industri strategis dalam negeri TNI AL menetapkan pengadaan kapal jenis LPD dan LST (landing ship tank) serta kapal patroli harus dapatdipenuhi oleh PT PAL. "Untuk jenis kapal-kapal tersebut, kami ingin PT PAL dapat memenuhinya sedangkan kapal-kapal combatan, seperti Korvet masih harus didatangkan dari luar, karena PT PAL tidak dapat memenuhinya tepat waktu, sesuai perkembangan lingkungan strategis yang ada," ujarnya. TNI AL, tambah dia, komit untuk mendukung penguatan BUMN-IS seperti memesan dua kapal korvet yang melibatkan industri dalam negeri. "Namun, PT PAL belum mampu untuk mengadakannya dalam waktu cepat, padahal kondisi lingkungan strategis saat ini membutuhkan pengadaan alutsista yang memadai, cepat dan tepat," katanya. "Jadi, dari segi kualitas dan kemampuan, industri pertahanan nasional tidak kalah dengan negara lain, namun dari segi ketepatan waktu atau jadwal, belum dapat dipenuhi perusahaan bersangkutan. Kita kan butuh alutsista yang tersedia untuk mengantisipasi setiap perkembangan lingkungan strategis di sekitar kita," ujarnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006