Bengaluru (ANTARA) - Baht Thailand melemah pada perdagangan Senin karena meningkatnya kasus varian virus corona Omicron meredupkan prospek pariwisata dan memicu kekhawatiran perlambatan pemulihan ekonomi, sementara reli pembuat sarung tangan membantu ekuitas Malaysia menguat satu persen.

Kasus virus corona juga telah meningkat tajam di Jepang dan China, membuat investor khawatir pembatasan yang berpotensi lebih ketat di dua negara ekonomi teratas di kawasan itu akan menghambat aktivitas. Saham Tokyo mencatat sesi terburuk mereka dalam seminggu.

Mata uang Asia beragam, dengan dolar Singapura dan Taiwan keduanya menguat 0,2 persen, sementara rupiah Indonesia dan peso Filipina melemah.

Aktivitas pasar keuangan relatif tenang pada minggu terakhir tahun ini dengan beberapa pusat perdagangan masih ditutup untuk hari libur umum.

Baht turun 0,4 persen menjadi 33,550 per dolar, turun melampaui tingkat dukungan di 33,50. Mata uang tersebut akan menjadi mata uang dengan kinerja terburuk di Asia tahun ini, terbebani oleh pukulan terhadap pariwisata, pendorong utama pertumbuhan ekonomi Thailand yang telah dihantam oleh pandemi.

Negara itu pekan lalu memberlakukan kembali karantina wajib untuk kedatangan asing dan kemudian membatalkan beberapa acara Tahun Baru karena menemukan kluster Omicron pertamanya.

Baht telah secara signifikan melebihi depresiasi yang diperkirakan karena perjuangan pembukaan kembali pariwisata, dan penurunan neraca berjalan yang lebih besar dibandingkan dengan negara lain, tulis analis Bank of America dalam sebuah catatan.

Ekuitas Malaysia (KLSE) mencapai tertinggi lima minggu, didorong oleh lonjakan 10 persen di Top Glove Corp, pembuat sarung tangan medis terbesar di dunia, dan kenaikan 4,0 persen di saingannya Hartalega Holdings. Kedua perusahaan biasanya mendapat manfaat dari berita utama negatif COVID-19.

Yuan turun 0,1 persen sementara ekuitas Shanghai membalikkan kenaikannya karena investor mempertimbangkan janji baru China untuk melakukan investasi infrastruktur yang "tepat" pada 2022 akan berarti bagi sektor properti negara yang sedang kesulitan.

Saham Korea Selatan tergelincir 0,4 persen karena investor membukukan keuntungan pada saham semikonduktor setelah reli minggu lalu. Ekuitas di Taiwan dan Filipina masing-masing naik 0,5 persen, sementara sebagian besar pasar lainnya diperdagangkan turun 0,1 persen hingga naik 0,1 persen.
 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021