Banjarnegara (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan konsentrasi gas beracun karbondioksida (CO2) yang dikeluarkan Kawah Timbang, Gunung Dieng, Kabupaten Banjarnegara, masih tinggi.

"Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan pukul 00.00-06.00 WIB, konsentrasi gas CO2 terekam maksimum 1,95 persen volume," kata Kepala Bidang Evaluasi Potensi Bencana PVMBG, Gatot M Sudrajat, di Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Senin.

Sementara untuk kegempaan, kata dia, dalam pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB terjadi satu kali gempa hembusan, dua kali gempa vulkanik dalam, satu kali gempa tektonik lokal, satu kali gempa tektonik jauh.

Terkait hal itu, dia mengatakan, hingga saat ini status Kawah Timbang masih siaga dan kemungkinan jarak luncur gas masih signifikan sehingga PVMBG masih merekomendasikan pengosongan wilayah dalam radius satu kilometer dari kawah tersebut.

"Ini tentunya akan berkembang. Jika nanti ada penurunan terutama konsentrasi gas CO dan CO2, radius tersebut bisa diperkecil lagi," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, masyarakat diimbau untuk tidak terpengaruh isu-isu terkait perkembangan Kawah Timbang yang datangnya bukan dari pos pengamatan.

Menurut dia, masyarakat juga diharapkan untuk menilai negatif terhadap kebijakan evakuasi dan penentuan radius bahaya Kawah Timbang karena hal itu dilakukan demi keselamatan.

"Nanti setelah konsentrasinya berkurang, tentu saja kita perbolehkan memasuki radius satu kilometer. Yang penting, arahan Vulkanologi (PVMBG, red.) ikuti saja dulu," kata dia menegaskan.

Menurut dia, krisis Dieng ini bukan kemauan PVMBG maupun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Ini kemauan Dieng yang ingin diperlakukan seperti itu," katanya.

Ia mengatakan, masyarakat diminta bersabar dan memberi kesempatan kepada Kawah Timbang, Gunung Dieng, untuk mengeluarkan gasnya yang telah sekian tahun tidak dikeluarkan.

Terkait hal itu, kata dia, PVMB akan memberikan sosialisasi secara komprehensif kepada aparat Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, lembaga swadaya masyarakat, dan instansi lainnya serta masyarakat Kecamatan Batur khususnya yang bermukim di sekitar Kawah Timbang.

"Dalam dua hari ini akan kita jelaskan kepada masyarakat secara komprehensif," kata dia menjelaskan.

Disinggung mengenai gempa tektonik lokal yang terjadi di Kebumen dan dirasakan hingga Banjarnegara pada Minggu (5/6) malam dan Senin dinihari, Gatot mengatakan, hal itu diharapkan tidak berdampak pada peningkatan aktivitas Gunung Dieng.

"Mudah-mudahan gempa ini tidak membawa pembentukan rekahan baru yang memunculkan suplai gas dari bawah. Kita akan pantau dalam satu-dua hari ini," katanya.

Seperti diketahui, sebagian wilayah Kabupaten Banjarnegara dua kali diguncang gempa tektonik lokal.

Gempa pertama terjadi pada hari Minggu (5/6), pukul 21.02.08 WIB yang berkekuatan 3,7 Skala Richter (SR). Gempa tersebut berlokasi di 7,60 derajat lintang selatan dan 109,67 derajat bujur timur atau delapan kilometer utara Kebumen dengan kedalaman 10 kilometer.

Gempa kedua terjadi pada Senin dinihari, pukul 02.11.04 WIB yang berkekuatan 3,9 SR. Gempa tersebut berlokasi di 7,46 derajat lintang selatan dan 109,66 derajat bujur timur atau 24 kilometer barat laut Kebumen dengan kedalaman 11 kilometer.  (U.KR-SMT/B/Z003/Z003)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011