Kupang (ANTARA News) - Oxfam, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) internasional, kembali melanjutkan program pemulangan pengungsi Timor Timur (Timtim) tahun ini, setelah memulangkan 56 pengungsi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2002. "Pimpinan Oxfam Yogyakarta dan Kupang, serta sejumlah manager Oxfam di wilayah Timor telah bertemu gubernur, dan menyampaikan kelanjutan program repatriasi warga eks Timtim itu," kata Juru Bicara Pemerintah Provinsi NTT, Drs Umbu Saga Anakaka, di Kupang, Senin. Anakaka ikut mendampingi Gubernur NTT, Piet Aleksander Tallo SH, saat menerima kunjungan pejabat Oxfam. Para pejabat Oxfam itu yakni David McDonald (Kepala Oxfam Yogyakarta) dan Joseph Curtin (Manager Oxfam Wilayah Timor NTT) beserta dua orang staf Oxfam Wilayah Timor. Anakaka mengatakan, Oxfam akan memfasilitasi pemulangan warga eks Timtim yang di berbagai kamp pengungsian di wilayah Kabupaten Belu, Timor Tengah Utara (TTU) dan Kupang agar dapat berkumpul dengan sanak keluarganya di Timtim. Oxfam, kata dia, berkeyakinan bahwa warga eks-Timtim yang menderita di kamp-kamp pengungsian darurat di Timor bagian Barat wilayah Provinsi NTT masih berkeinginan pulang kampung sehingga patut difasilitasi. Semula, Komisi Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) yang berperan memfasilitasi pemulangan warga eks Timtim, namun terhitung 20 Desember 2005 lembaga PBB itu mengakhiri misinya di NTT dan Timtim. "Gubernur menyambut baik program kerja Oxfam yang hendak memfasilitasi repatriasi warga eks Timtim. Gubernur dukung program itu," ujarnya. Jumlah warga eks Timtim sebagiamana data Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkoorlak) Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (PBP) NTT mencapai 24.524 Kepala Keluarga (KK) atau 104.436 jiwa yang terdiri dari 37.121 jiwa laki-laki dan 38.982 jiwa perempuan. Terbanyak mendiami wilayah Kabupaten Belu yakni sebanyak 15.274 KK atau 70.453 jiwa yang terdiri dari 34.150 jiwa laki-laki dan 36.303 jiwa perempuan. Warga eks Timtim di Kabupaten TTU mencapai 2.772 KK atau 11.176 jiwa dan Kabupaten Kupang sebanyak 2.553 KK atau 11.360 jiwa. Selain itu, tambah Anakaka, Oxfam juga berkeinginan untuk membuka kantor tetap di Kupang guna melaksanakan program kemanusiaan secara berkelanjutan. Selama ini Oxfam hanya berkantor di gedung sewaan, karena belum memutuskan menetap di NTT, namun dalam waktu dekat segera membangun gedung permanen untuk kantor tetap. "Kepedulian Oxfam terhadap kemajuan daerah NTT patut disambut baik. LSM itu hendak membangun gedung kantor di Kupang untuk melaksanakan program kemanusiaan, membantu warga eks Timtim dan pemberdayaan petani," ujarnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006