Kemerdekaan produk dalam negeri belum ada. Kenapa, karena rakyat Indonesia masih mau dijajah produk impor baik itu dalam bentuk barang maupun makanan.
Mataram (ANTARA News) - Sebanyak 200 pelajar dan mahasiswa di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, diberikan pemahaman mengenai cinta produk Indonesia, oleh Kementerian Perdagangan, sebagai salah satu upaya mananamkan kepedulian terhadap barang buatan dalam negeri.

"Menyosialisasikan cinta produk Indonesia melalui sektor pendidikan sebagai salah satu upaya memberikan pencerahan tentang arti penting penggunaan produk dalam negeri," kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Nusa Tenggara Barat (NTB) H. Lalu Imam Maliki, sebelum membuka acara sosialisasi cinta produk Indonesia, di Mataram, Kamis.

Kegiatan tersebut digelar Direktorat Dagang Kecil, Menengah dan Produk Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTB.

Ia mengatakan, program cinta produk dalam negeri selalu didengungkan oleh pemerintah karena diyakini memiliki efek ekonomi terhadap rakyat Indonesia.

Oleh karena itu, kata dia, kegiatan sosialisasi dipandang perlu agar para pelajar dan mahasiswa memperoleh informasi tentang manfaat menggunakan produk dalam negeri secara utuh.

"Banyak negara yang baru merdeka, tetapi rakyatnya sudah mampu mengangkat ekonomi negaranya. Itu semua karena memanfaatkan produk buatannya sendiri. Sementara Indonesia masih tertinggal," ujarnya.

Maliki juga menilai, meskipun Indonesia sudah merdeka, tetapi masyarakatnya masih dijajah oleh produk dari luar negeri. Hal itu terbukti dengan masih banyaknya masyarakat yang membeli produk dan makanan merek luar negeri.

Ia mencontohkan, para artis yang masih banyak memakai produk merek luar negeri. Hal itu terjadi karena kemampuan atau daya beli mereka yang sudah cukup mapan. Kondisi tersebut berdampak terhadap keberlangsungan produk lokal yang ada di daerah.

"Kemerdekaan produk dalam negeri belum ada. Kenapa, karena rakyat Indonesia masih mau dijajah produk impor baik itu dalam bentuk barang maupun makanan," ujarnya.

Oleh sebab itu, Maliki meminta kepada para pelajar untuk tidak terlena dengan produk dari luar negeri dan lebih mengutamakan penggunaan produk lokal.

Ia juga meminta kepada para tenaga pendidik untuk terus memberikan pemahaman kepada para siswa tentang pentingnya cinta produk Indonesia.

"Pemerintah Provinsi NTB juga sudah menerapkan cinta produk lokal, dengan mengenakan batik khas NTB yakni Sasak, Samawa, Mbojo (Sasambo) pada hari Kamis. Kementerian Perdagangan juga sudah menerapkan pemakaian sepatu lokal pada hari tertentu," ujarnya.

(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011