Malang (ANTARA News) - Ketua DPR Marzuki Alie, menyesalkan insiden pemukulan mahasiswa oleh petugas keamanan ketika kedatangannya di Universitas Brawijaya (Unibra) Kota Malang, Jawa Timur, Kamis.

Hal tersebut disampaikan Marzuki saat menerima perwakilan mahasiswa di Gedung Widyaloka kampus tersebut.

"Saya sangat menyayangkan aksi pemukulan mahasiswa oleh petugas, dan saya sudah sampaikan jika ingin bertemu langsung kepada pengunjuk rasa, sebab hal ini mungkin ada ketidaksalapaham," kata Marzuki dihadapan mahasiswa.

Marzuki mengaku, tidak tahu pola pengamanan pada kunjungannya di Unibra, sebab biasanya jika melakukan kunjungan pengamanan tidak dilakukan secara ketat.

"Semua pola pengamanan itu yang mengatur adalah pihak kampus, sebab biasanya kunjungan saya tidak ada penjagaan ketat hingga terjadi pemukulan," ucapnya.

Usai bertemu dengan perwakilan mahasiswa, Marzuki mengadakan dialog langsung dengan pengunjuk rasa, dan menjelaskan tuntutan mahasiswa terkait penghentian pembangunan Gedung DPR.

"Saya sampaikan bahwa saya sepakat dan setuju dengan tuntutan para mahasiswa, namun saya minta agar hal itu disampaikan secara logis dengan melihat fakta yang ada, sehingga tidak dengan emosional," ujarnya.

Dalam dialog itu, perwakilan mahasiswa meminta agar Marzuki untuk menemui puluhan pengunjuk rasa di luar Gedung Widyaloka dan menjelaskan secara konsep pembangunan Gedung DPR.

Sementara, Erza, salah satu mahasiswa semester IV Fakultas Ilmu Sosial dan Politik yang menjadi korban pemukulan oleh petugas, mengaku, kurang puas dengan penjelasan dari Ketua DPR Marzuki Alie.

Dirinya meminta agar pihak keamanan kampus bertanggung jawab terhadap aksi pemukulan yang mengakibatkan salah satu sisi hidungnya mengalami pendarahan.

"Saya minta agar keamanan kampus bertanggung jawab terhadap adanya aksi pemukulan ini," katanya, menegaskan. (*)

(T.KR-MSW/C004)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011