Magelang (ANTARA News) - Ritual potong rambut seorang seniman anggota komunitas Lima Gunung mengawali pentas seni Festival Lima Gunung ke-10 di Dusun Ngeron, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu.

Dalam ritual tersebut, rambut Ipang yang panjang dipotong oleh sejumlah ketua komunitas masing-masing, yakni Sitras Anjelin dari Gunung Merapi, Riyadi dari Merbabu, Marno dari Sumbing, Supadi dari Andong, dan Sutanto dari Menoreh serta Ismanto Ketua Komunitas Lima Gunung.

Pemotongan rambut tersebut tidak seperti umumnya menggunakan gunting, tetapi menggunakan parang. Usai potong rambut, Ipang diguyur dengan air kembang dan dilanjutkan arak-arakan mengelilingi Dusun Ngeron oleh para seniman.

Pembukaan pentas kesenian yang berlangsung hingga Minggu malam tersebut juga diwarnai pemukulan gong oleh ketua masing-masing gunung.

Sejumlah kesenian yang tampil dalam festival tersebut, antara lain "Lengger Argo Kencono" dari Dusun Kradenan, Desa Suko Makmur, Kecamatan Kajoran, "Jazz Gladiator Gunung" dan "Trunthung Jemari Bhumi" dari Dusun Gejayan, Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis.

Pergelaran kesenian tersebut akan diakhiri dengan pentas tarian "Kukilo Gunung" kelompok kesenian tuan rumah pimpinan Sujono.

Sujono mengatakan, tarian kukilo menggambarkan masyarakat mencintai dan memelihara lingkungan.

"Merapi yang dulu banyak dihuni berbagai satwa, kini tinggal beberapa saja karena diburu oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Melalui tarian ini kami mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan," katanya.

Ketua Komunitas Lima Gunung, Ismanto, mengatakan, Festival Lima Gunung merupakan pesta rakyat. Kebahagiaan yang tidak terbelenggu uang.

"Festival Lima Gunung merupakan bentuk kreativitas para seniman untuk menghibur masyarakat," katanya.

Kepala Desa Krogowanan, Khuriathur Zahra menyampaikan terima kasih kepada para seniman yang telah masyarakat.

Ia mengatakan, kesenian merupakan kebutuhan hidup maka dalam festival ini banyak ditonton masyarakat.

"Setelah melalui kesenian ini, kami berharap masyarakat semakin peka, bertambah baik budi pekertinya," katanya.
(U.H018/Z002)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011