New York (ANTARA) - Dolar merosot lebih jauh pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), sedangkan euro memperpanjang kenaikannya menyusul perubahan hawkish dari Bank Sentral Eropa (ECB) pekan lalu dan menjelang data utama harga konsumen AS yang akan dirilis pada Kamis.

Angka IHK (indeks harga konsumen) mungkin menawarkan indikasi baru tentang laju pengetatan moneter Federal Reserve, dan investor bersiap untuk angka yang lebih tinggi dari perkiraan yang akan menandakan kenaikan suku bunga yang lebih agresif.

Data inflasi itu diperkirakan menunjukkan peningkatan 0,5 persen bulan ke bulan pada Januari, dan 7,3 persen untuk tahun ini, menurut ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Investor telah merevisi perkiraan mereka untuk kenaikan suku bunga ECB setelah bank membuat mereka lengah pekan lalu, dengan Presiden ECB Christine Lagarde menandai untuk pertama kalinya bahwa pengetatan moneter adalah sebuah kemungkinan tahun ini.

Berusaha meredam ekspektasi investor yang berkembang untuk tindakan lebih keras, Lagarde menenangkan pasar ketika dia mengatakan pada Senin (7/2/2022) bahwa tidak perlu pengetatan ekstensif.

Tetapi perubahan besar dalam ekspektasi kebijakan bank sentral selama seminggu terakhir, khususnya dari ECB, telah meredam kenaikan dolar baru-baru ini.

Baca juga: Dolar capai tertinggi 1 bulan terhadap yen karena imbal hasil AS naik


Karena pasar bekerja melalui komentar Lagarde dan apa arti angka inflasi Kamis bagi The Fed, dolar kemungkinan akan tetap berada dalam kisaran ketat, kata Thomas Anderson, direktur pelaksana di Moneycorp.

"Saya pikir pasar agak menggaruk-garuk kepalanya dan berkata, 'Oke, pendapatan perusahaan sudah berakhir, komentar Lagarde - kami masih menggaruk-garuk kepala. Apakah ini berarti ini adalah titik belok dan kami naik dari sini?'" dia berkata.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya menyusut 0,056 persen, dengan euro naik 0,1 persen menjadi 1,1425 dolar.

Sementara pasar menunggu kejelasan, dolar dan euro "berkonsolidasi dalam kisaran kemarin," kata Marc Chandler, kepala strategi pasar di Bannockburn Global Forex.


Baca juga: Dolar dan euro melemah, pasar tenang dari polemik suku bunga naik


"Saya pikir intinya untuk ECB dan The Fed adalah ada banyak ketidakpastian, sehingga mereka ingin mempertahankan fleksibilitas maksimum," katanya. "The Fed dan ECB perlu menjaga fleksibilitas dan orang-orang membaca apa yang mereka inginkan."

Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan Rabu (9/2/2022) bahwa kenaikan suku bunga di masa depan setelah Maret akan tergantung pada kekuatan inflasi dan seberapa moderat atau bertahan.

Juga pada Rabu (9/2/2022), Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan ekonomi AS mungkin mendekati penurunan inflasi, meskipun dia menambahkan dia masih condong ke arah kenaikan suku bunga yang sedikit lebih cepat tahun ini.


Baca juga: Dolar AS naik dari terendah, setelah kinerja lapangan kerja naik
Baca juga: Dolar bersiap hadapi pekan terburuk, ECB dan BoE jadi lebih "hawkish"

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2022