Kami berhasil untuk melakukan deteksi terhadap varian Omicron
Gorontalo (ANTARA) - Laboratorium Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Gorontalo kini mampu mendeteksi COVID-19 varian Omicron, setelah sebelumnya sampel probable COVID-19 harus dikirimkan ke Jakarta atau Manado.

"Kami 'mengupgrade' laboratorium kami untuk dapat menguji varian Omicron," ujar Kepala BPOM Gorontalo, Agus Yudi Prayudana di Gorontalo, Kamis.

Ia menjelaskan, sejak tanggal 9 Februari 2022, BPOM Gorontalo telah melakukan validasi yang terstruktur dengan mencoba melakukan berbagai modifikasi metode uji.

"Alhamdulillah kami berhasil untuk melakukan deteksi terhadap varian Omicron," ungkapnya.

Agus mengaku, pihaknya sudah melakukan pengujian beberapa sampel positif COVID-19 dengan menggunakan metode SGTF.

"Dengan menggunakan metode ini, kami menguji apakah sampel ini varian Omicron atau bukan, dan setelah menguji beberapa sampel, dan memang terdeteksi probable varian Omicron," bebernya.

Menurut Agus, disebut probable atau kemungkinan varian Omicron karena untuk memastikannya, harus menggunakan metodologi Whole Genome Sequencing  ( WGS) dengan sequensing.

"Namun metode ini memakan waktu hingga 3-5 hari, dan biayanya mahal karena harus disequensing dulu, sementara metode SGTF dapat dilaksanakan paling lama dua jam," jelasnya.

Sebelumnya, untuk menentukan hasil pemeriksaan COVID-19 varian Omicron atau bukan, Pemerintah Provinsi Gorontalo mengirimkan sampel ke Kementerian Kesehatan atau ke BTKL Manado.

Baca juga: Ini penyebab lambatnya pemeriksaan sampel PCR COVID-19 di Gorontalo

Baca juga: Balitbangkes akui hasil uji spesimen BPOM Gorontalo

Baca juga: BPOM Gorontalo : Hasil uji swab bisa diketahui setelah 24 jam

Pewarta: Adiwinata Solihin
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022