Jambi (ANTARA News)-Merespon terjadinya kebakaran lahan hutan dan belukar di Kabupaten Kerinci yang semakin memprihatinkan karena sudah sampai ratusan hektar Dinas Kehutanan Provinsi Jambi mengirim tim pemadam dari kesatuan Manggala Agni ke Kabupaten Kerinci.

"Ya, kami baru saja mendapat laporan telah terjadi kebakaran hutan dan lahan di Kerinci sampai ratusan hektar, kita baru dapat informasi karena di hotspot tidak terlihat adanya kobaran api di Kerinci itu. Untuk mengatasi kebakaran hutan tersebut, semua lini sudah kami kerahkan untuk melakukan pemadaman," ujar Kadishut Hasvia MTP, saat dihubungi di Jambi, Senin.

Terbakarnya ratusan hektare kawasan hutan di Kabupaten Kerinci, mendapat perhatian serius dari Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, karena mengingat Kerinci adalah kawasan yang 70 persen wilayahnya adalah hutan lebat Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang harus dijaga kelestariannya.

Dikatakannya, pihak Dishut provinsi menurunkan tim pemadam yang utamanya adalan tim Manggala Agni untuk memadamkan kobaran api yang masih berkobar di Kerinci tersebut.

"Saat ini pihak kita sudah menginstruksikan pihak terkait, termasuk Manggala Agni dan Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) untuk ikut melakukan pemadaman kebakaran itu karena kalau tidak dampaknya bisa lebih parah terhadap kerusakan TNKS," terangnya.

Selain mengeluarkan intruksi kepada instansi terkait, dirinya bersama petugas dinas kehutanan lainnya, juga akan turun langsung ke Kabupaten Kerinci.

"Senin ini saya sudah di Kerinci untuk melakukan pemantauan secara langsung," kata pejabat yang juga sempat jadi mantan Pj Walikota Sungaipenuh tersebut.

Lebih jauh dia menegaskan menolak jika dikatakan Dishut terlambat menangani masalah tersebut sehingganya kawasan lahan yang terbakar sampai ratusan hektar seperti saat ini.

Menurut dia kawasan Kerinci yang tertutup hutan tropis TNKS yang lebat menyebabkan titik api di wilayah tersebut redam oleh suhu sejuk kawasan bersangkutan sehingga tidak terbaca oleh satelit pemantau titik panas. (ANT-144)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011