Terkait kemungkinan cairan limbah tadi masuk ke Cagar Alam Laut Kepulauan Karimata, kami selalu memonitor kondisi di lapangan
Pontianak (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat terus memantau perkembangan tumpahan cairan tak larut atau minyak di perairan yang tak jauh dari kawasan Cagar Alam Laut Kepulauan Karimata di Kabupaten Kayong Utara.

"Terkait kemungkinan cairan limbah tadi masuk ke Cagar Alam Laut Kepulauan Karimata yang mana jaraknya sekitar 19,3 km, kami selalu memonitor kondisi di lapangan,"  ujar Plt Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Ketapang BKSDA Kalbar Bharata Sibabarani saat dihubungi di Kabupaten Ketapang, Kalbar, Minggu.

Baca juga: BKSDA tutup cagar alam-laut Kepulauan Krakatau

Ia menyebutkan, pihak BKSDA selalu memonitor kondisi di lapangan dengan melakukan koordinasi yang intensif dengan pihak-pihak terkait di Kayong Utara terutama Dinas Lingkungan Hidup yang masih di lapangan serta akan ikut terjun langsung ke lokasi bersama-sama.

Menurutnya, jika terbukti tumpahan dari tongkang yang terbalik dan terdampar di perairan Karimata tersebut menyebar hingga  masuk ke Cagar Alam Laut Kepulauan Karimata maka akan diproses sesuai hukum yang berlaku.

Baca juga: ProFauna dan BBKSDA Jatim catat ada 80 jenis burung di Pulau Sempu

Baca juga: Kabupaten Gorontalo ingin perbaiki pengelolaan Cagar Alam Tangale


"Ada ancaman sanksi jika nantinya limbah tersebut mencapai cagar alam, ada konsekuensi hukum sesuai peraturan perundang-undangan berlaku yang mana akan juga melibatkan Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," kata dia.

Untuk itu, tambahnya, pihaknya terus melakukan pemantauan di lapangan dan melakukan koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kayong Utara untuk menggali informasi lebih lanjut terkait dampak dari tongkang yang lepas dari kapal penarik beberapa waktu lalu.

"Dinas Lingkungan Hidup sudah mengambil sampel dan mengirim ke Pontianak tapi hasilnya belum keluar. Pihak dinas beserta aparat terkait sudah menghubungi pihak perusahaan pemilik tongkang sehingga melakukan pembersihan limbah di laut dengan melibatkan masyarakat," jelas dia.

Baca juga: 575 hektare area di cagar alam Waigeo Barat dijadikan hutan produksi

Baca juga: Seluas 1.396 hektar cagar alam Raja Ampat beralih jadi suaka satwa

Pewarta: Dedi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022