Jakarta, 8/8 (ANTARA) - Dalam upaya melindungi petani garam yang mulai memasuki panen raya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan penyegelan gudang garam milik PT. SLM di Pelabuhan Ciwandan Cilegon Banteng, Sabtu (6/8) kemarin. Penyegelan berlangsung pukul 14.30 WIB yang ditandatangani oleh Kepala Satker PSDKP Karangantu dan disaksikan oleh Kapolsek Ciwandan, Kepala Pangkalan PSDKP Jakarta dan Loka PSPL Serang. Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad menyampaikan opsi terkait dengan garam yang disegel, yaitu disita atau dilakukan reekspor menjawab pertanyaan wartawan saat Jumpa Pers hari ini (8/8) di kantor KKP. Lebih lanjut Fadel menegaskan bahwa untuk  menjaga stabilitas garam dan menampung garam hasil petambak, PT. Garam telah mendapatkan kucuran dana dari Pertamina melalui dana PKPL sebesar 64 milyar.

     Penyegelan dilakukan berdasarkan informasi awal yang diterima pada hari Rabu, 3 Agustus 2011, bahwa akan datang kapal VINASHIN STAR HAI PHONG IMO 9283552 berbendera Vietnam membawa garam dari India untuk dibongkar di Pelabuhan Ciwandan Banten. Selanjutnya, pada hari Kamis 4 Agustus 2011 pukul 12.30 kapal tersebut merapat dan pada hari Jumat sore saat dilakukan bongkar muatan dari kapal ke gudang garam, sesuai protap Tim Pengawas PSDKP yang telah berkoordinasi dengan Kapolsek Ciwandan memantau kegiatan tersebut dan ternyata bisa tertangkap tangan melakukan impor garam yang tidak sesuai dengan ketentuan perijinan dari Menteri Perdagangan RI, yaitu impor garam dilakukan pada musim panen raya garam dan berat pengepakannya melebihi yang diijinkan (maksimal 45 Kg). Berdasarkan hal itu dilakukan penyegelan terhadap gudang PT SLM.

     Penyegelan dilakukan sebagai pelaksanaan dari kebijakan Kemendag yang melarang impor garam 1 bulan sebelum dan 2 bulan setelah panen raya (panen raya disepakati Agustus sd Oktober). Di samping itu, KKP juga melalui surat Menteri KP ke Mendag tertanggal 4/8/2011 telah meminta agar kebijakan larangan impor garam dilakukan pada Juli sd Desember diefektifkan.

     Berdasarkan pantauan KKP di lapangan yang menunjukkan  bahwa panen garam sudah dimulai, namun secara bersamaan masuk garam impor dari India sebanyak 11.800  ton, sehingga berakibat jatuhnya harga garam rakyat di bawah harga dasar yang ditetapkan Mendag sebesar Rp 750,- dari sebelumnya Rp 350,-. Kondisi ini mengakibatkan jatuhnya harga garam ditingkat pelaku usaha karena garam impor dijual jauh di bawah harga yang ditetapkan Mendag lapor Asosiasi Petani Garam.

     Program Swasembada Garam Nasional pada tahun 2014 sendiri telah dicanangkan KKP tahun ini. Sebagai tahap awal, KKP akan melakukan penurunan impor garam secara bertahap, yaitu dari 2,187 juta ton pada tahun 2010 menjadi 1,022 juta ton pada tahun 2011. "Penurunan impor garam secara bertahap dilakukan sebagai upaya KKP untuk merealisasikan target swasembada garam pada tahun 2014", tegas Fadel Muhammad. Garam yang diimpor ke Indonesia hingga tahun 2009 utamanya berasal Australia (1,39 juta ton), diikuti India (257,9 ribu ton), China (51 ribu ton), Selandia Baru (1.118 ton) dan negara lainnya (35,759 ribu ton).

     Untuk merealisasikan target swasembada garam nasional pada tahun 2014, KKP melaksanakan tiga strategi. Pertama, intensifikasi yang dilakukan melalui rehabilitasi prasarana (sewa tambak, pembuatan/perbaikan saluran tambak, pembuatan/perbaikan tanggul, pembuatan/perbaikan gudang, pemadatan tanah dan meja jemur) dan sarana (pompa, kincir angin, gerobak sorong, timbangan, bahan aditif dan peralatan tambak lainnya) usaha garam rakyat. Kedua, revitalisasi yang dilakukan melalui penyediaan prasarana dan sarana usaha garam rakyat. Ketiga, inovasi teknologi melalui penggunaan bahan aditif.

     Saat ini, KKP telah menetapkan 9 kabupaten/kota seluas 15,033 ribu Ha sebagai sentra Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) untuk merealisasikan target tersebut, yaitu: Indramayu, Cirebon, Pati, Rembang, Sampang, Sumenep, Pamekasan, Tuban dan Nagekeo. Selain itu, KKP juga telah menetapkan 31 kabupaten/kota seluas 7,476 ribu Ha sebagai penyangga pelaksanaan pengembangan usaha garam rakyat.

     Sebagai tahap awal, PUGAR tahun 2011 dilaksanakan di 40 kabupaten/kota dengan anggaran 90 milyar. Anggaran tersebut digunakan untuk melakukan intensifikasi lahan usaha garam seluas 4.365 Ha. Adanya program intensifikasi ini, didukung teknologi Maduresee dan Maduresee plus Ramsol akan memacu produktivitas lahan dari sebelumnya 60 ton per Ha menjadi 80 ton per Ha sehingga strategi ini akan menambah produksi garam menjadi 349.200 ton. Sebagaimana tujuannya, PUGAR tahun ini akan memberdayakan Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) sebanyak 2.057 kelompok dan anggota sebanyak 14.400 petambak garam. Program ini diyakini KKP dapat meningkatkan pendapatan petambak garam sebesar 15 persen, ujar Sudirman.

     Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Dr. Yulistyo Mudho, M.Sc, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (HP. 0811836967)


 

Pewarta: Masnang
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2011