Liwa, Lampung (ANTARA News) - Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Waykanan akan mengajak pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) berperan aktif bagi pembangunan kepemudaan di daerah itu.

"Rata-rata sehabis kegiatan 17 Agustus Paskibraka sudah tidak difungsikan lagi, pengamatan dan evaluasi membuat kami berpikir mereka bisa membantu kegiatan-kegiatan kepemudaan di sini," terang Kepala Disporabudpar Kabupaten Waykanan Rusli di Blambanganumpu yang berada sekitar 200 km sebelah utara kota Bandarlampung, Selasa, saat dihubungi dari Liwa, Lampung Barat.

Oleh sebab itu, lanjut Rusli, pada program pertukaran pemuda misalnya, Paskibraka bisa diajukan sehubungan mereka telah mendapat pelatihan, antara lain berkaitan dengan kedisiplinan.

"Sehabis kegiatan Peringatan Kemerdekaan RI dan mereka selesai sekolah, belum tentu semuanya meneruskan ke perguruan tinggi atau langsung menikah, karena itu perlu optimalisasi peranan adik-adik Paskibraka bagi pembangunan kepemudaan," kata dia.

Rusli menambahkan, untuk mencapai hal tersebut tahun depan pihaknya akan memaksimalkan waktu karantina dengan hal-hal yang positif sehubungan merujuk waktu istirahat layak per hari ialah 8 jam dari 24 jam.

"Seperti menambah pengetahuan, anjangsana ke pabrik atau dinas dan berdiskusi kedepan kita optimalkan. Pada intinya kegiatan yang diikuti membuat nilai yang mereka dapat semakin banyak dan bisa digunakan membantu kegiatan-kegiatan kepemudaan," tegasnya.

Sekitar 30 pelajar dari sekolah menengah atas dan kejuruan di Waykanan menjadi anggota Paskibraka. Adapun pihak Disporabudpar telah melakukan seleksi bagi Paskibraka sejak April 2011. Standar pemilihan ialah meliputi tinggi badan, perempuan minimal 160 cm dan laki-laki 165 cm.

"Sejak tanggal 4 sampai dengan 16 Agustus mereka menjalani karantina di mess Pemerintah Kabupaten Waykanan," ujar Rusli.

Perihal biaya bagi Paskibraka, ujar dia, Pemerintah Kabupaten Waykanan menganggarkan sekitar Rp120 juta.

"Dana tersebut untuk keperluan konsumsi dan akomodasi selama latihan. Selain itu untuk pembuatan pakaian Paskibraka, per potongnya sekitar Rp300 ribu," kata dia menjelaskan.

Dana tersebut, imbuh dia, termasuk kecil jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain yang ada di Provinsi Lampung. (ANT049/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011