Bengaluru (ANTARA) - Mata uang dan saham Asia jatuh pada perdagangan Selasa sore, karena meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina menghancurkan sentimen risiko di seluruh dunia dan membuat investor bergegas beralih ke aset-aset safe-haven.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (21/2/2022) memerintahkan pengerahan pasukan ke dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur setelah mengakui mereka sebagai wilayah independen, menarik kecaman internasional dan sanksi langsung AS terhadap wilayah tersebut.

Sementara pasar negara berkembang Asia secara geografis terisolasi dari krisis Ukraina, tumpahan risiko di luar sanksi dapat memicu penularan keuangan yang merugikan, kata analis Mizuho, ​​setelah langkah Rusia memperdalam krisis yang dapat memicu perang besar.

Mata uang sensitif energi seperti rupee India dan baht Thailand bernasib terburuk di kawasan itu, masing-masing jatuh 0,5 persen, karena harga minyak melonjak akibat gangguan pasokan.

Peningkatan infeksi Omicron Thailand juga menekan baht, membuat mata uang itu berada di jalur penurunan persentase terbesar sejak 27 Januari.

Won Korea Selatan memangkas kerugian awal untuk diperdagangkan 0,1 persen lebih rendah. Rupiah Indonesia, ringgit Malaysia, dan dolar Singapura melemah antara 0,1 persen dan 0,3 persen.

"Volatilitas pasar kemungkinan akan tetap tinggi karena investor terus berdagang di berita utama dan pada aliran neraca yang condong ke tempat yang aman karena investor mungkin skeptis tentang perkembangan positif apa pun untuk saat ini," kata analis OCBC dalam sebuah catatan.

Di Singapura, analis mengatakan data harga konsumen Januari yang akan dirilis pada Rabu (23/2/2022) dapat meningkatkan mata uang negara itu lagi.

Sementara itu, aset safe-haven tradisional, yen dan emas masing-masing menguat 0,2 persen, sementara dolar AS naik tipis 0,1 persen.

Saham-saham pasar negara berkembang Asia juga jatuh secara keseluruhan.

Saham Indonesia (IDX) dan Singapura (STI) turun 0,9 persen, sementara saham Korea Selatan (KOSPI) jatuh 1,4 persen untuk menandai sesi terburuk mereka dalam seminggu. Saham Taiwan (TWII) anjlok 2,0 persen dan saham India (NSEI) tergelincir lebih dari 2,0 persen, menuju kerugian sesi kelima berturut-turut.

Baca juga: Mata uang Asia sebagian besar naik tipis, fokus risiko Rusia-Ukraina
Baca juga: Rupiah tergelincir, baht Thailand dekati tertinggi 5 bulan
Baca juga: IHSG diperkirakan melemah hari ini, ikuti anjloknya bursa saham Asia

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022