Jakarta (ANTARA) - ​​Konsorsium masyarakat sipil, yang dipimpin Interchurch Organization for Development Cooperation (ICCO), bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri melaksanakan program perkebunan kelapa sawit, yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, di Indonesia (resbound).

Program resbound tersebut menyasar 10 desa di Provinsi Sumatera Utara dan 10 desa di Provinsi Kalimantan Barat.

Kepala Pusat Fasilitasi Kerja Sama Kemendagri Heriyandi Roni dalam keterangannya di Jakarta, Jumat mengatakan program resbound menghasilkan kolaborasi yang kuat antara pemerintah desa, pelaku usaha sawit, dan masyarakat sekitar perkebunan melalui dialog dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan dengan didukung corporate social responsibility (CSR), yang sesuai kebutuhan masyarakat.

"Tujuan program ini adalah untuk memperkuat dialog kemitraan multipihak yang berkontribusi dalam mewujudkan kehidupan pedesaan yang layak mulai dari petani kecil, pekerja di perkebunan kelapa sawit besar, dan seluruh mata rantainya melalui perumusan tanggung jawab sosial masyarakat dan perusahaan (CCSR) sebagai sarana untuk penggunaan dana desa yang lebih baik untuk pembangunan dan kegiatan CSR perusahaan," ujarnya.

Hal tersebut disampaikan Heriyandi pada acara penutupan program resbound yang dihadiri kementerian/lembaga nonkementerian terkait, pemerintah daerah dan desa yang menjadi wilayah pelaksanaan program, dan lembaga yang tergabung dalam program resbound secara hybrid di Jakarta, Jumat.

Implementasi program resbound tersebut telah menghasilkan panduan community corporate social responsibilty (CCSR) dengan memuat Prinsip-Prinsip Panduan PBB (UNGPs), yang merupakan panduan dialog bagi para pemangku kepentingan di sektor minyak sawit di tingkat akar rumput.

Dengan demikian, imbas dari pelaksanaan program ini diharapkan juga mendapatkan dukungan dari konsumen kelapa sawit dalam mewujudkan kehidupan pedesaan yang layak dengan menciptakan tuntutan untuk produksi minyak sawit berkelanjutan dan bertanggung jawab.

"Dialog kemitraan dalam merencanakan dan menyusun tanggung jawab perusahaan yang dikolaborasikan bersama pemerintah daerah dan desa selalu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di sekitar usaha, dapat dijadikan kisah sukses dan disebarluaskan kepada desa lainnya yang mempunyai karakteristik desa yang serupa," tambah Heriyandi.

Sementara itu, Direktur ICCO Indonesia Kiswara Prihandini menyampaikan apresiasi kepada delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam serta Kementerian Dalam Negeri, yang telah memberikan dukungan bagi program resbound.

"Bisnis yang baik adalah bisnis yang mengutamakan kesejahteraan publik, mengupayakan kelestarian lingkungan sekaligus mengurangi daya rusak dan pencemaran lingkungan,bisnis yang berkeadilan sekaligus mendorong konsumen membeli produk yang baik untuk kesehatan masyarakat di masa depan," tuturnya.

Menurut Kiswara, CCSR perlu dibangun dengan semangat murni bahwa perbaikan adalah milik semua orang dengan pendekatan appreciative inquiry, dialog multipihak, kemitraan yang setara dan saling membawa manfaat adalah kunci.

"ICCO mendorong penggunaan CCSR terutama bagi mereka yang percaya bahwa agenda kesejahteraan tidak saja diawali dari pengambil kebijakan, tetapi juga diemban sungguh-sungguh oleh seluruh pemangku kepentingan," tutupnya.

Baca juga: Petani sawit-swasta deklarasi perlindungan hutan stok karbon tinggi

Baca juga: Pemanfaatan limbah cair sawit jadi listrik bisa reduksi emisi metana

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022