Kupang  (ANTARA News) - Sebuah perusahaan tahu tempe di wilayah Bakunase, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur diinstruksikan untuk segera membangun biogas untuk mencegah kerusakan lingkungan akibat limbah industri tersebut.

"Masyarakat sudah resah dengan limbah industri tersebut, sehingga perusahaan itu sudah menyetujui untuk membangun biogas guna mencegah limbah yang merusak lingkungan," kata Lurah Bakunase Bustamil ketika dihubungi, Senin.

Ia menjelaskan di Kelurahan Bakunase tercatat 31 perusahaan tahu tempe yang setiap hari mengonsumsi sebanyak 5.000 hingga 6.000 liter air per perusahaan.

"Satu perusahaan per hari menghasilkan sedikitnya 3.000 liter limbah tahu dan tempe yang selama ini dibuang seenaknya sehingga menimbulkan aroma tak sedap bagi masyarakat di sekitarnya," kata Bustamil.

Akibat limbah yang dibuang tidak beraturan itu, kata dia, hampir setiap hari masyarakat Bakunase membuat pengaduan karena merasa terganggu dengan limbah yang berbau tak sedap itu.

Ia mengatakan derasnya arus protes warga dan untuk menghindari konflik maka pihaknya memfasilitasi untuk melakukan pertemuan antara masyarakat dan para pemilik perusahaan tahu dan tempe.

"Pertemuan sudah dilakukan dan disepakati agar pengusaha tahu tempe tidak membuang limbah disembarang tempat tetapi menyiapkan wadah khusus untuk menampung limbah untuk selanjutnya dapat dijadikan biogas," katanya. (ANT/296) 

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011