Vaksin yang terbaik adalah vaksin yang paling cepat kita dapatkan
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia terus mengimbau masyarakat agar tidak memilih-milih vaksin dalam vaksinasi COVID-19 guna mempercepat terciptanya kekebalan bersama atau herd immunity, demikian disampaikan Wakil Menteri Kesehatan Dante S. Harbuwono.

"Komunikasi publik terus dilaksanakan sehingga masyarakat tidak memilih-milih vaksin, dan vaksin yang terbaik adalah vaksin yang paling cepat kita dapatkan," kata Wamenkes dalam jumpa pers virtual usai rapat terbatas evaluasi PPKM bersama Presiden Joko Widodo yang disimak melalui kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden, Senin.

Selain imbauan tersebut, pemerintah juga telah merevisi kebijakan terkait jeda waktu antara vaksinasi kedua dengan vaksinasi dosis penguat atau booster guna mempercepat herd immunity.

"Yang tadinya enam bulan setelah vaksinasi kedua, sekarang sudah direvisi menjadi tiga bulan. Diharapkan bisa mempercepat terjadinya herd immunity di masyarakat," ujar Dante.

Secara keseluruhan Wamenkes melaporkan sebanyak 54 persen penduduk Indonesia sudah menerima dosis lengkap vaksinasi COVID-19.

Baca juga: Kemenkes: Penyusunan prokes praendemi masuk tahap finalisasi

Baca juga: Kemenkes: Indonesia masuk fase praendemi saat kasus terkendali


Dalam kesempatan yang sama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan wilayah Jabodetabek dan Surabaya Raya diturunkan level asesmen ke level 2 menyusul kondisi perkembangan kasus harian COVID-19 yang terus membaik.

Meski demikian, Wamenkes mencatat masih ada lima provinsi yang memperlihatkan tren peningkatan kasus aktif harian yakni Aceh, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Gorontalo dan Kalimantan Utara.

Sementara itu, berdasar arahan Presiden Jokowi, Menteri Koordinator Bidang Perokonomian Airlangga Hartarto menyatakan pengurangan masa karantina bagi jamaah umrah beserta pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) menjadi satu hari.

Baca juga: BRIN: Vaksinasi penuhi 70 persen dari populasi menuju endemi COVID-19

Baca juga: Ekonom berikan skenario bila Indonesia bertransisi pandemi ke endemi

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022