Bekasi (ANTARA News) - Sekitar 200 simpatisan Front Pembela Islam (FPI) Bekasi Raya, mendesak aparatur Kepolisian Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia menjamin keamanan di Kota Ambon pascabentrokan dua kelompok massa yang memakan korban jiwa, Minggu (11/9).

Desakan itu disampaikan anggota FPI melalui aksi solidaritas dengan berkonvoi mengelilingi sejumlah ruas jalan utama di wilayah setempat, Jumat (16/9).

"Media menyatakan Kota Ambon sudah kondusif, tapi kerabat kami di sana merasakan sendiri situasi masih mencekam. Utamanya di daerah perbatasan, kaum Muslim masih berjaga-jaga karena khawatir bentrokan kembali terjadi," kata Ketua FPI Bekasi Raya, Murhali Barda.

Bentrokan yang terjadi di Ambon dipicu informasi kematian Darkin Saimen karena dibunuh. Dua kelompok massa pun terlibat pertikaian yang mengakibatkan tiga orang tewas, puluhan terluka, dan ribuan warga Ambon mengungsi karena dilanda ketakutan.

"Kalau tidak sanggup, kami siap diterjunkan ke sana untuk mengembalikan kondusivitas suasana," kata Murhali.

Dalam aksi itu, Murhali juga meminta Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam, segera mencabut pernyataan melalui media massa bahwa Darkin tewas karena kecelakaan tunggal dan meminta dilakukannya visum ulang.

ANTARA di lokasi melaporkan, ratusan simpatisan FPI yang berkumpul di pelataran parkir Islamic Center bergerak menggunakan puluhan sepeda motor dan beberapa mobil. Tujuan mereka ialah mendatangi Markas Kepolisian Resor Kota Bekasi Kota dan Markas Komando Distrik Militer 0507/Bekasi.

Sepanjang perjalanan melalui rute Jalan Ahmad Yani-Jalan Sudirman-Jalan Pramuka, massa mengumandangkan takbir dan meneriakkan kalimat-kalimat keprihatinan akan kondisi yang terjadi di Kota Ambon saat ini.

Menanggapi desakan tersebut, Kepala Polresta Bekasi Kota, Komisaris Besar Polisi Priyo Widiyanto, yang menemui langsung para anggota FPI menegaskan, kondisi di Kota Ambon saat ini memang benar-benar sudah terkendali.

"Terbukti dari toko-toko yang sudah buka dan kembali berniaga, anak-anak juga sudah bersekolah," katanya.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011