Harusnya Kepala Dinas Gulkarmat punya 'grand desain' dulu
Jakarta (ANTARA) - Komisi A DPRD DKI Jakarta mendorong Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) untuk berinovasi guna mencegah kebakaran di Jakarta.

"Salah satunya dengan mengintensifkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang mitigasi kebakaran," kata Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono​​, di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan sebagai sektor pemimpin, sudah seharusnya Dinas Gulkarmat memiliki terobosan untuk menciptakan program prioritas dalam menekan frekuensi kebakaran di Jakarta.

"Meski kurun dua tahun terakhir frekuensi kebakaran turun 30 persen, dari 1.027 kasus di 2020 menjadi 984 kasus pada 2021," katanya.

Baca juga: Anggota DPRD DKI usulkan lakukan audit antisipasi kebakaran

Ia juga berharap Dinas Gulkarmat memiliki desain besar terlebih dulu untuk melakukan proses edukasi dan sosialisasi itu.

"Harusnya Kepala Dinas Gulkarmat punya 'grand desain' dulu karena memang tugasnya untuk merencanakan itu," katanya.

Di kesempatan yang sama, Anggota Komisi A lainnya Israyani juga meminta Dinas Gulkarmat memiliki terobosan agar tetap dapat melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang penanganan kebakaran saat pandemi COVID-19.

"Kondisinya sekarang tidak memungkinkan untuk sosialisasi, maka harus ada antisipasi apakah nanti sosialisasinya bisa melalui 'online' dan praktiknya digilir setiap RW atau dengan cara-cara lain agar frekuensi kebakaran bisa menurun setiap tahunnya," katanya.

Baca juga: 519 orang mendaftar sebagai relawan pemadam kebakaran Jaktim

Sementara itu, Kepala Dinas Gulkarmat DKI Satriadi mengakui memang kesulitan untuk mengadakan pelatihan penanganan kebakaran di era pandemi.

Namun ia telah melakukan terobosan dengan cara melakukan edukasi kepada warga melalui pengeras suara di masjid atau mushola di permukiman rawan kebakaran.

"Kami melakukan terobosan edukasi di era pandemi di 27.000 masjid dan mushola menggunakan pengeras suara dan dampaknya luar biasa bisa menurunkan frekuensi kebakaran 31 persen," ucapnya.

Satriadi juga menjelaskan pada 2022 akan bekerjasama dengan Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung untuk melakukan kajian membuat rencana induk sistem proteksi kebakaran yang diharapkan dapat menurunkan frekuensi kebakaran.

Baca juga: Kebakaran melanda area 800 meter persegi di Cakung Jaktim

"Kita juga sedang membuat rencana induk sistem proteksi kebakaran untuk memetakan semua RW di DKI Jakarta yang memiliki kategori rawan kebakaran. Tahun 2022 ada anggaran Rp600 juta untuk pemetaan itu  sehingga kita bisa melakukan evakuasi lebih cepat," katanya.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022