Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berharap lembaga pemeringkat internasional seperti Standard & Poor (S&P) dan Moody`s menaikkan peringkat utang Indonesia setelah melakukan kunjungan ke Indonesia. "Kemarin S&P ketemu saya. Moody`s juga sudah datang ketemu saya. Mereka akan mereview kondisi kita. Mudah-mudahan ke atas juga," kata Menko Perekonomian Boediono usai pembahasan mekanisme pengembalian Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) di Gedung Departemen Keuangan Jakarta, Jumat. Menurut dia, kenaikan peringkat utang Indonesia akan berdampak positif terhadap rencana penerbitan global bond yang akan diterbitkan pada 2006 ini. "Mudah-mudahan dan saya harapkan nanti Moody`s dan satu lagi rating company S&P juga melakukan revisi positifnya untuk kita," katanya. Ia mengharapkan lembaga pemeringkat itu mengumumkan peringkat utang Indonesia sebelum pemerintah menerbitkan obligasi internasional. "Kalau waktunya sebelum kita menerbitkan global bond, itu kan baik," katanya. Sementara itu mengenai nilai tukar yang terus menguat apakah masih kompetitif terutama untuk ekspor, Boediono mengatakan, pemerintah menyerahkan nilai tukar rupiah kepada pasar. "Sistem kita adalah sistem floating exchange rate. Memang kita serahkan ke pasar," katanya. Tugas pemerintah, katanya, adalah menjaga fundamental ekonomi. "Kalau sudah aman ya sudah, terserah nanti pasar bagaimana meresponsnya," katanya. Ia menyatakan, fundamental ekonomi saat ini sudah aman dan stabilitas ekonomi cukup terjaga. Sementara itu mengenai mekanisme penyelesaian BLBI, Boediono mengatakan, hingga saat ini masih dalam proses."Masih dalam proses penyelesaian," katanya singkat. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006