Seni dan budaya Indonesia wajib untuk dipertahankan, sehingga ke depan dapat terus eksis sebagai identitas bangsa yang lahir dari keberagaman dalam kesatuan Bhinneka Tunggal Ika
Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) bekerja sama dengan Forum Indonesia Kita menggelar panggung seni dengan lakon "Tabib Suci" sebagai upaya mengusung semangat persatuan melalui jalur kesenian dan budaya dengan pertunjukan yang inovatif.

Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat, mengungkapkan dukungan panggung "Tabib Suci" sebagai bentuk apresiasi PKT terhadap seni dan budaya Indonesia, yang dikemas melalui cerita menarik dan segar.

Banyaknya pesan yang tersirat dalam cerita diharap dapat menjadi pelajaran bagi keluarga besar PKT, dengan terus merawat kebhinnekaan dalam keberagaman untuk mewujudkan satu kesatuan Indonesia.

"Mari terus jaga persatuan dalam keberagaman dengan memupuk kecintaan terhadap Indonesia," pesan Rahmad.

Dia mengatakan PKT akan terus mendukung kemajuan seni dan budaya, sebagai salah satu kekayaan serta ciri khas bangsa Indonesia.

PKT berkomitmen memberikan ruang bagi pelaku seni dan budaya untuk terus memajukan khasanah Nusantara sebagai warisan bagi generasi mendatang.

"Seni dan budaya Indonesia wajib untuk dipertahankan, sehingga ke depan dapat terus eksis sebagai identitas bangsa yang lahir dari keberagaman dalam kesatuan Bhinneka Tunggal Ika," kata Rahmad.

Panggung yang mengolaborasikan seni teater, musik dan tari ini berlangsung di GOR PKT pada Kamis (17/3/2022) malam.

Lakon "Tabib Suci" ini ditulis dan disutradarai Agus Noor, serta diperankan pelaku seni kenamaan Indonesia, seperti Butet Kertaredjasa, Cak Lontong, Marwoto, Susilo Nugroho, Akbar, Mucle, Joned, Wisben, Inayah Wahid, Yu Ningsih dan Sruti Respati.

Panggung ini turut didukung karyawan PKT Alvina E Dharmawangsa dan para penari dari Persatuan Istri Karyawan (PIKA) PKT.

Lakon ini menceritakan tentang kemunculan para tabib di perkampungan hingga melahirkan persaingan antarmereka.

Para tabib ini tak hanya mengaku memiliki kesaktian untuk menyembuhkan beragam penyakit, tapi juga menganggap diri sebagai orang suci.

Untuk menarik perhatian, mereka pamer kehebatan agar masyarakat kagum hingga menjadi pengikut.

Persaingan pun terjadi antartabib yang mengaku suci untuk berebut pengaruh, karena masing-masing memiliki maksud tersembunyi.

Persaingan ini semakin lama justru mengorbankan orang-orang kecil di sekitar mereka, karena kegelisahan muncul dan merebak seiring dengan adanya para tabib tersebut.

Menurut Agus Noor, lakon ini mewakili situasi yang saat ini terjadi di Indonesia, yang mana masyarakat begitu terpecah karena dilatarbelakangi berbagai hal baik politik maupun lainnya.

Kisah parodi ini menyentil isu sosial yang terjadi di masyarakat, sebagai sebuah ikhtiar membangun kembali Indonesia yang plural, toleran, dan berbudaya sebagai rumah bersama.

"Sejarah membuktikan bahwa budaya mampu merekatkan semangat persatuan, sehingga ke depan negeri ini mampu menumbuhkan kembali nilai-nilai kebudayaan sebagai perekat bangsa dengan kerukunan yang tetap terjaga," ujar Agus.

Founder Indonesia Kita Butet Kertaredjasa mengungkapkan panggung "Tabib Suci" di GOR PKT merupakan kali pertama Indonesia Kita menggelar pertunjukan di luar Jawa, setelah 35 kali menggelar pentas sejak awal forum tersebut berdiri pada 2011.

Ia pun menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas dukungan PKT terhadap Indonesia Kita, untuk terus menyampaikan pesan kebhinnekaan di seluruh penjuru Tanah Air melalui kreativitas seni dan budaya.

Menurut dia, forum Indonesia Kita digagas sebagai cara para seniman menghidupkan kembali jiwa Indonesia dalam diri melalui jalan kebudayaan, serta turut berpartisipasi membangun bangsa dengan meyakini keberagaman bukan sesuatu untuk mempertajam perbedaan, tetapi untuk mengukuhkan kesatuan sebagai anak bangsa.

"Pemikiran ini kami tuangkan dalam ide kreatif Indonesia Kita, melalui seni pertunjukan untuk menyatukan keberagaman menjadi satu kesatuan Nusantara," tambah Butet.

Baca juga: PKT gunakan PLTS atap di perkantoran dukung "net zero emission"
Baca juga: Program Makmur PKT tingkatkan poduktivitas padi hingga 150 persen
Baca juga: PKT jadi penanggung jawab pupuk subsidi di NTB mulai Maret

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022