Jakarta (ANTARA Nws) - Mantan atlet karate Tommy Firman berpendapat atlet yang tengah dipersiapkan ke SEA Games XXVI harus lebih fokus kepada persiapan laga ketimbang memikirkan hal-hal yang bukan merupakan kewenangannya.

"Ketika kami masih menjadi atlet tak pernah memikirkan soal dana kapan akan cair. Semua sudah ada yang mengurus dan diurus dengan benar. Sekarang ini bagaimana atlet bisa berkonsentrasi penuh kalau juga harus memikirkan hal-hal seperti itu," ujar Tommy Firman di Jakarta, Rabu.

Selain itu, kata Tommy, seorang pelatih juga harus bisa berperan sebagai kawan dan juga sebagai bapak yang bisa memahami kondisi atlet secara psikologis.

"Tak bisa seorang pelatih menyalahkan atletnya jika kalah. Pelatihlah yang harus bertanggungjawab ketika atlet mengalami kekalahan maupun kemenangan," ujarnya.

Tommy berpandangan bahwa untuk saat ini Indonesia akan sangat berat untuk bisa meraih gelar juara umum SEA Games XXVI/2011. Sebab kondisi atlet saat ini sudah dilatarbelakangi dengan persoalan kompleks.

Menurutnya, atlet seharusnya tidak dibebani dengan bagaimana mereka harus memikirkan masa depannya kelak setelah tidak menjadi atlet.

Akibat yang ditimbulkan dari kondisi itu, maka atlet akan terfokus untuk memikirkan berapa bonus yang akan mereka terima ketika nantinya meraih prestasi.

"Atlet jangan dibuat berpikir bagaimana mereka harus menata masa depannya. Seharusnya pemerintah berani menjamin kehidupan mereka sejak menjadi atlet maupun sesudahnya," ujar Tommy yang pernah meraih dua medali emas di cabang karate SEA Games XIX Jakarta tahun 1997.

Tommy Firman yang menjabat sebagai Sekjen Masyarakat Olahraga Indonesia (MOI) menambahkan pemerintah sudah sepantasnya memikirkan kembali dibangunnya perkampungan atlet yang dulu pernah ada di kawasan Senayan dan kini telah menjadi kawasan bisnis.

"Perlu dibangun kembali perkampungan atlet karena mereka bisa saling mengoreksi dan bekerjasama satu sama lain. Selain itu perlu juga dilakukan pembenahan dalam sistem pembinaan, bahwa menangani atlet adalah menangani manusia yang memiliki keberagaman dalam cara menggapai prestasi. Mereka bukan mesin," kata Tommy Firman.

(PSO-132/I015)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011