Sleman (ANTARA News) - Jajaran Polda Daerah Istimewa Yogyakarta dan Polres Sleman masih memburu pelaku utama pembakaran Anjungan Tunai Mandiri Bank BRI, Jalan Affandi, Gejayan, Desa Catur Tunggal, Kecamatan Depok, 7 Oktober, dan meyakini masih berada di Yogyakarta.

"Kami yakin eksekutor pembakaran ATM BRI yaitu KL masih berada di Yogyakarta, dan belum keluar daerah. Pelaku ini mengalmi luka bakar karena terkena api saat membakar ATM tersebut," kata Kapolres Sleman AKBP Irwan Ramaini, Sabtu.

Menurut dia, pengejaran dilakukan intensif di sejumlah rumah sakit dan jasa pelayanan medis, karena ada kemungkinan pelaku berobat.

"Kami juga menerjunkan sejumlah intel untuk memantau dan mengawasi kemungkinan keberadaan pelaku di sejumlah rumah sakit," katanya.

Ia mengatakan pihaknya juga melakukan pengawasan di tempat-tempat kos yang dicurigai digunakan pelaku untuk bersembunyi.

"Pelaku ini bukan asli orang Yogyakarta, ia berasal dari luar Jawa, jadi ada kemungkinan juga pelaku sembunyi di tempat kos kenalannya di Yogyakarta," katanya.

Irwan mengatakan upaya itu dilakukan untuk mempersempit ruang gerak KL, karena sejak terjadi pembakaran yang menyebabkan ATM BRI meledak, polisi masih kesulitan melacak jejaknya.

"Meski kami telah mengamankan tiga orang saksi yang diduga kuat juga ikut terlibat, yakni BA, RN, dan SS, namun keberadaan pelaku utama belum diketahui," katanya.

Ia mengatakan dari identitas yang berhasil dikumpulkan pihaknya, KL memiliki ciri fisik di antaranya rambut ikal, tinggi sekitar 165 cm, umur 20 hingga 25 tahun, dan memiliki luka bakar di salah satu lengannya. "KL juga dikatakan memiliki logat bicara khas luar Jawa," katanya.

Kapolda DIY Brigjen Pol Tjuk Basuki mengatakan dalam kasus pembakaran ATM BRI itu, KL adalah eksekutor lapangan yang membakar ATM.

"Dia yang tuang bensin, kemudian membakar, dan dia terkena api hingga mengalami luka bakar pada lengannya," katanya.

Ia mengatakan dari data yang dikumpulkan, diduga ledakan dipicu oleh beberapa faktor, yakni monitor mesin ATM yang panas dengan suhu terlalu tinggi, "air conditioner" (AC) dalam ruang ATM, serta asap pekat yang terkumpul sehingga menyebabkan panas tinggi.

"Yang pasti bukan bom, karena skala ledakannya hanya di sekitar ATM saja," katanya.

(U.V001/M008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011