Bandung (ANTARA News) - Rencana pembangunan kereta gantung (cable car) di Kota Bandung, Jawa Barat, memerlukan izin pemerintah pusat di Jakarta berkaitan dengan hak kepemilikan lahan yang akan digunakan, kata Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda.

"Secara prinsipnya Pemkot akan memberikan izin untuk pembangunan itu, tetapi sekarang tanah yang akan dibangun itu sebagian milik pemerintah pusat, jadi harus ada izin dari pusat juga," ujarnya kepada wartawan di Bandung.

Ia mengatakan, pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung pasti memberikan izin karena bagaimana pun kereta gantung tersebut akan mengurangi kemacetan, meski tidak secara langsung.

"Kalau masalah optimis jadi dibangun di 2012 nanti atau tidak, itu tergantung komitmen perusahaan pengembang atau investor karena sebagai pemerintah kita sudah memfasilitasi tempat dan izin," kata Ayi.

Ia mengemukakan, Pemkot Bandung akan berpikir positif saja ke pihak pengembang, meski sudah banyak contoh pembangunan yang molor di kotanya lantaran pengembang yang kurang konsisten.

"Kami berpikir positif saja, karena mereka pasti ingin mencapai targetnya, yakni dengan terwujudnya pembangunan kereta gantung ini," jelasnya.

Ia menyatakan, bila kereta gantung yang akan dibuat di Pasteur tersebut jadi dibangun 2012, maka Bandung merupakan kota pertama di Indonesia yang memilikinya.

Pembangunan kereta gantung tersebut hingga kini mendapatkan pro dan kontra pendapat masyarakat Kota Bandung, dan Ayi menilai bahwa hal tersebut biasa saja, bahkan merupakan anugerah dari Tuhan.

"Kalau ada pro-kontra itu biasa terjadi, dan yang paling penting dari adanya perbedaan pendapat kita harus bicarakannya dengan duduk bersama agar tercipta kesamaan visi dan pemahaman yang sama," ujarnya.

Pihak Dinas Perhubungan Kota Bandung, Perusahaan Pengembang PT Aditya Dharmaputra Persada beserta Pusat Penelitian Pengembangan Geologi Kelautan telah membicarakan rencana pembangunan kereta gantung tersebut yang akan dibangun di Kawasan Pasteur sebagai stasiun pertama.

"Kami memilihnya karena di kawasan Pateur masih ada lahan terbuka yang memungkinkan untuk dibangunnya stasiun kereta gantung," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, Prijo Soebiandono.

Prijo mengatakan, dibangunnya kereta gantung itu guna mengatasi masalah kemacetan yang hingga kini belum terpecahkan, dan dapat menambah daya tarik bagi wisatawan yang ingin berkeliling di sisi atas Kota Bandung.

"Jadi, selain pembangunan kereta gantung, kita juga akan membuat gedung parkir di lahan tersebut dengan teknologi tinggi, robotic, karena saat ini lahan parkir sudah jarang, dan rencananya tiap gedung itu bisa menampung 500 kendaraan," ujar Prijo.

Lahan di kawasan Pasteur tersebut luasnya sekira 37.000 meter persegi, dan 2.000 meter persegi dirancang untuk pembangunan kereta gantungnya.

Direktur PT Aditya Dharmaputra Persada, Sandjaya Susilo, mengatakan bahwa proses pembangunannya diharapkan bisa dimulai awal 2012 sehingga di akhir tahun yang sama kereta gantung itu sudah bisa digunakan.

Ia menambahkan, kereta gantung yang akan dibangunnya memiliki kabin sekira 90 hingga 100 unit, dan dibangun berjarak kurang lebih tiga kilometer, serta jarak antar kabin per 10 detik sehingga bisa menampung 2.500 sampai 2.800 per jam setiap satu arahnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011