Jakarta (ANTARA News) - Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Mohammad Jafar Hafsah menilai, wacana pembentukan poros tengah oleh sejumlah partai politik yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan (Setgab) karena kekecewaan kepada Setgab yang tak mau membahas ambang batas perolehan kursi atau parliamentary threshold (PT) adalah prematur.

"Boleh-boleh saja mereka membentuk poros tengah, tapi saya nilai, wacana pembentukan poros tengah terlalu dini atau prematur. Apa gunanya membentuk poros tengah?" kata Jafar, Jakarta, Selasa.

Menurut dia, kekecewaan partai tengah seperti PAN, PPP dan PKB itu tak beralasan sama sekali sehingga ingin membentuk poros tengah.

"Kan lobi jalan terus, belum putus. Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) yang dari pemerintah baru diserahkan. Ada rencana dari Setgab membahas masalah parliamentary threshold (PT) atau ambang batas perolehan kursi DPR, DPRD secara nasional. Tunggu saja lah," kata Jafar.

Sementara itu, anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Golkar, Nurul Arifin, mengatakan, wacana pembentukan poros tengah itu hanya bentuk kekwahtiran dari partai-partai seperti PAN, PPP dan PPP.

"Angka empat persen untuk PT sebagaimana diusulkan pemerintah bukan harga mati. Para elite itu harus berpikirlah untuk membangun sistem yang baik. Kalau publik ingin penyederhanaan partai dengan angka PT sebesar empat persen, kenapa tidak. Jangan ego sendiri ditampilkan," kata Nurul.

Ia menambahkan, wacana pembentukan poros tengah merupakan hak masing-masing partai.

"Buat saya, gerakan itu hak mereka, tak bisa dihalang-halangi, tapi kita harus mengkonsolidasikan demokrasi dengan menciptakan sistem yang baik," kata Nurul.

Menurut dia, angka PT sebesar empat persen merupakan salah satu sistem yang dinilai bagus untuk membangun demokrasi.

"PT itu suara publik karena publik sudah jenuh dengan jumlah partai yang banyak. Bukan berarti sikap semena-mena dari partai besar. Hasil survei juga menyatakan, bahwa masyarakat lelah dengan jumlah partai banyak," pungkas Nurul. (zul)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011