Jakarta (ANTARA News) - Wacana pembentukan Poros Kebersamaan oleh enam fraksi di DPR RI  terkait RUU Pemilu adalah kontraproduktif. Demikian dikatakan oleh Ketua Pansus RUU Pemilu dari FPDIP, Arif Wibowo kepada ANTARA News, Jakarta, Jumat.

"Saya kira justru pembentukan Poros Kebersamaan akan kontraproduktif secara politik," kata Arif.

Ia menambahkan, pembentukan Poros Kebersamaan itu juga bisa menghambat pembahasan RUU Pemilu.

"Tidak saja bakal menghambat pembahasan RUU Pemilu, namun juga menimbulkan konflik politik yang tidak perlu. Meskipun itu hak ke 6 parpol tersebut, sebaiknya pembahasan yang jernih, obyektif dan mendalam serta lobi adalah jalan elegan yang bisa ditempuh," tambah Arif.

Kondisi ini, lanjut dia,  juga menunjukkan betapa pragmatisme politik berlangsung kuat dan anehnya malah tidak dihindari.

"Jika upaya semacam itu dilakukan maka politik menang kalah melalui mekanisme voting menjadi sulit dihindarkan," kata Arif.

Sementara itu, anggota Pansus RUU Pemilu dari Fraksi Golkar, Nurul Arifin mengatakan, pembentukan Poros Kebersamaan tak perlu ditakutkan.

"Kalau main kuat-kuatan dengan enam fraksi tersebut, pasti kalah mereka. Tapi kan ini kan politik, perlu lobi-lobi. Kalau mau main kuat-kuatan, artinya mereka bukan politisi," kata Nurul.

Nurul menambahkan, wacana pembentukan Poros Kebersamaan adalah bentuk ketakutan dari enam fraksi.

"Saya melihatnya, ada kepanikan dan irrasional dari enam fraksi di DPR RI terhadap RUU Pemilu yang belum dibahas sama sekali. Pembentukan Poros Kebersamaan itu kepagian dan kuda-kudanya gak kuat," kata Nurul.

Sebelumnya, politisi dari Hanura, yang menjabat Sekretaris Fraksi Hanura, Saleh Husin, mengatakan bahwa enam fraksi di DPR RI akan membentuk Poros Kebersamaan karena FPD, FPDIP dan FPG tetap menginginkan angka ambang batas perolehan kursi parlemen sebesar 4 persen.

Keenam fraksi itu adalah Fraksi PKS, Fraksi PAN, Fraksi PPP, Fraksi PKB, Fraksi Gerindra dan Fraksi Hanura. (zul)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011