Desa tersebut telah mampu mengurangi sampah di perkotaan
Denpasar (ANTARA) - Dua desa di Kota Denpasar, Provinsi Bali sukses meraih penghargaan "Desa Zero Waste" dari Kementerian Dalam Negeri, karena di nilai berhasil pengolahan sampah berbasis sumber.

Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkot Denpasar, I Dewa Gede Rai di Denpasar, Rabu mengatakan penghargaan tersebut disabet dua desa, yakni Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selasatan dan Desa Kesiman Kertalangu, Kecamatan Denpasar Timur.

"Penghargaan tersebut diberikan kepada dua desa di Kota Denpasar, Sebab desa tersebut telah mampu mengurangi sampah di perkotaan, dan menyosialisasikan kepada masyarakat sebelum membuang sampah di masing-masing rumah tangga, terlebih dahulu telah memilah antara sampah organik dan anorganik," ujarnya.

Karena itu, kedua desa tersebut mendapatkan penghargaan 'Desa Zero Wasta' dari Kementerian Dalam negeri yang telah diserahkan kepada kedua kepala desa tersebut oleh Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri, Yusharto Huntoyungo mewakili Menteri Dalam Negeri pada pembukaan gelaran Indonesia International Waste Expo (IIWAS) Trisenses Bali Tahun 2002, katanya.

Sementara Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri, Yusharto Huntoyungo mengatakan Kemendagri memiliki peran dalam mendukung pengelolaan persampahan di daerah. Dukungan itu sesuai dengan tugas dan fungsi Kemendagri sebagai koordinator pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam pengelolaan persampahan.

Baca juga: Zero Waste Consortium dorong pengawasan untuk hindari plastik toksik

Baca juga: AZWI rekomendasikan model "Zero Waste Cities" untuk tata kelola sampah


Ia mengatakan Kemendagri mendukung antara lain melalui fasilitasi perizinan pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), koordinasi perencanaan dan penganggaran (RKPD dan APBD), fasilitasi model kerja sama pengelolaan persampahan, serta fasilitasi pengelolaan keuangan daerah terkait retribusi penanganan sampah.

Dikatakannya, paradigma baru pengelolaan sampah tersebut dikampanyekan melalui tagline #GILAsSAMPAH untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat. Kegiatan bertajuk "Sampah Dipilah Itu Duit" ini merupakan inisiasi Kemendagri untuk mengajak pemerintah daerah (pemda) dan masyarakat agar peduli terhadap kebersihan lingkungan sekaligus sebagai ajakan untuk menyukseskan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.

Yusharto mengharapkan pihaknya memberikan dorongan bagi peningkatan peran desa dinas dan desa adat dalam pengelolaan sampah berbasis sumber. Penghargaan ini juga diharapkan dapat mendukung pariwsata lingkungan (ecotourism) serta dapat menghasilkan cetak biru (blue print) pengelolaan sampah di kawasan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita) yang memperhatikan aspek lingkungan secara berkelanjutan, untuk mendukung penyelenggaraan puncak acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

Kepala Desa Sanur Kauh, I Made Ada dan Kepala Desa Kesiman Kertalangu, I Made Suena mengaku bersyukur atas diraihnya penghargaan tersebut. Hal ini tentu tidak lepas dari sinergitas antara aparatur desa, masyarakat serta pihak swasta dan pemangku kepentingan lainya.

Ia mengatakan dengan diraihnya penghargaan ini diharapkan mampu secara berkelanjutan memastikan program penanganan sampah di desa berjalan dan berkemanfaatan dengan baik.

“Penghargaan ini akan kami jadikan cambuk untuk terus berinovasi serta membangun sinergi dalam mewujudkan desa yang bersih, dan mampu menangani sampah secara berkelanjutan, serta diharapkan dapat mendukung ecotourism,” ujarnya.

Baca juga: Pengurangan konsumsi air hingga penerapan Bio-Cycle demi "zero waste"

Baca juga: Mendagri: Kebersihan daerah cermin pengelolaan pemerintahan yang baik

Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022