Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menilai perjuangan RA Kartini dalam upaya mewujudkan kesetaraan di masa lalu harus menginspirasi kaum perempuan dalam merealisasikan cita-citanya di masa kini dan mendatang.

"Bahkan kesetaraan gender yang diperjuangkan RA Kartini di masa lalu masih jadi isu perempuan di berbagai belahan dunia saat ini, dengan di masukkannya kesetaraan gender dalam SDGs no 5," kata Lestari dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, berjuang untuk mewujudkan kesetaraan gender membutuhkan kebersamaan, konsistensi dan keyakinan yang tinggi dari para perempuan.

Baca juga: Transformasi digital dorong kesetaraan wanita dalam berwirausaha

Dia mengatakan, para perempuan saat ini bagaikan menghadapi tembok kaca, bisa melihat peluang dan tantangan di depan, tetapi seperti tidak mampu menggapainya akibat berbagai adanya tantangan domestik dan budaya yang ada.

"Para perempuan harus mampu bersama-sama memecahkan tembok kaca itu, meski dengan pengorbanan," ujarnya.

Lestari mengatakan, keberhasilan perempuan Indonesia mendorong lahirnya UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS), seharusnya juga menjadi pelajaran penting bagi para perempuan dalam upaya mewujudkan cita-citanya.

Baca juga: BRIN soroti peran penting periset perempuan pada Hari Kartini

Karena itu dia mengajak para perempuan Indonesia untuk berperan dalam melakukan edukasi kepada masyarakat dalam rangka memberi pemahaman yang utuh terkait kesetaraan gender dalam kehidupan bernegara.

"Saya berharap hambatan-hambatan yang muncul dari lingkungan keluarga, masyarakat dan perempuan itu sendiri dapat diatasi jika semua pihak memahami pentingnya peran perempuan di berbagai bidang," katanya.

Dia mengatakan, semangat perjuangan RA Kartini harus terus digaungkan sebagai salah satu energi pendorong bagi para perempuan Indonesia untuk tetap bersama, yakin dan konsisten dalam memperjuangkan setiap cita-citanya.

Baca juga: Iriana: Peringatan Hari Kartini era bangkitnya perempuan lawan pandemi

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2022