Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengoptimalkan Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 tingkat kelurahan untuk melakukan pemantauan protokol kesehatan (prokes) terhadap peserta pawai takbiran di masing-masing kelurahan.

"Satgas COVID-19 di 50 kelurahan kami optimalkan untuk pastikan peserta pawai takbiran taat prokes minimal menggunakan masker," kata Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Senin.

Baca juga: "Jogoboro" dilibatkan bantu awasi prokes libur Lebaran di Yogyakarta

Swandiasa yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram mengatakan, tahun ini menjadi tahun pertama pemerintah mengizinkan kembali kegiatan pawai takbiran kendati hanya berbasis lingkungan, setelah dua tahun ditiadakan karena pandemi COVID-19.

Namun, jangan sampai kelonggaran yang diberikan pemerintah kota menjadi potensi peningkatan kasus COVID-19. Oleh karena itu, penerapan prokes saat pawai takbiran perlu menjadi atensi bersama.

"Untuk jumlah peserta memang tidak ada pembatasan, tapi kita ingatkan masyarakat agar tidak terlalu menimbulkan keramaian dan tetap menerapkan prokes COVID-19," katanya.

Baca juga: Satgas siapkan skenario prokes di pusat perbelanjaan jelang lebaran

Camat Cakranegara Irfan Soerati sebelumnya mengatakan, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada aparat kelurahan agar peserta pawai takbiran di masing-masing kelurahan tetap mengedepankan prokes COVID-19.

"Kami bersama jajaran Polsek dan Koramil Cakranegara akan berkoordinasi untuk melakukan pengawasan prokes, pengamanan dan kontrol, terhadap kegiatan pawai takbiran malam Idul Fitri 1443 Hijriah," katanya.

Selain itu, pihaknya juga telah melakukan pendataan terhadap rute dan jumlah kafilah peserta pawai takbiran tingkat lingkungan untuk menghindari potensi gesekan antar kafilah serta kemacetan arus lalu lintas.

Baca juga: Kemenag; Terapkan prokes saat ibadah Ramadhan hingga Idul Fitri

"Potensi terjadi gesekan atau bersinggungan antarkafilah perlu kita antisipasi sedini mungkin meskipun skalanya tingkat lingkungan," katanya.

Pewarta: Nirkomala
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022