Pangkalpinang (ANTARA News) - Pemprov Bangka Belitung (Babel) menanam pohon pelawan di lahan 50 hektare untuk mendukung perkembangan usaha madu seiring tingginya permintaan pasar terhadap madu khas daerah itu.

"Permintaan madu khas Bangka sangat tinggi, sementara persediaan produk tersebut terbatas, seiring berkurangnya kawasan hutan di daerah itu," ujar Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Babel, Budiman Ginting, di Pangkalpinang, Selasa.

Ia menjelaskan, para pelaku UMKM di Babel kewalahan memenuhi permintaan madu manis dan pahit khas Bangka karena permintaan lebih jauh tinggi dibandingkan persediaan produk.

"Kami bekerja sama dengan Dinas Kehutanan Babel menanam pohon pelawan di Desa Namang Kabupaten Bangka Tengah, sehingga produksi madu mampu memenuhi permintaan pasar," ujarnya.

Ia mengatakan, madu khas Bangka merupakan madu yang dihasilkan lebah liar yang bersarang di pohon pelawan. Madu ini memiliki kualitas cukup tinggi untuk kesehatan dan mampu mengobati berbagai penyakit.

"Pada setiap pergelaran pameran tingkat nasional dan internasional, madu ini lah yang paling diminati pengunjung pameran karena mereka tahu khasiat madu ini," ujarnya.

Menurut dia, dengan penanaman pohon pelawan ini, maka persediaan, kualitas, dan keberlanjutan produksi madu khas Bangka ke depan dapat memenuhi permintaan pasar.

"Saat ini, para pelaku UMKM kesulitan memenuhi permintaan karena mereka bukan peternak lebah. Madu pelawan yang dijual berasal dari lebah liar," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, melalui penanaman pohon pelawan ini untuk meningkatkan usaha unggulan di daerah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sementara itu, Avian, pedagang madu pahit dan madu manis, mengaku kesulitan menambah persediaan madu seiring tingginya permintaan madu tersebut.

"Saat ini, harga madu pahit dan madu manis akan terus naik karena persediaan semakin berkurang, seiring musim panen yang hampir berakhir dan sedikitnya hutan akibat perluasan perkebunan kelapa sawit," ujarnya.

Harga madu pahit pelawan naik menjadi Rp 120 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 85 ribu per kilogram, sedangkan harga madu manis naik menjadi Rp 50 ribu per kg dari harga sebelumnya Rp 30 ribu per kg.

"terbatasnya pasokan madu pahit pelawan berdampak langsung terhadap kenaikan harga karena peminat madu pahit cukup tinggi, seiring khasiat madu pahit yang rasakan sangat baik bagi kesehatan," ujarnya.  (ANT-040/A027)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011