"Salah satu upaya untuk tetap `eksis` di saat krisis ini, adalah dengan terus mendorong penjualan ION, produk lokal kami, untuk bisa bersaing dengan merek lokal lainnya," kata Direktur Penjualan PT MeB, Hendry Widjaja, di Surabaya, Rabu.
Pada tahun 2008 penjualan komputer jinjing (laptop) merek ION telah mencapai 900 ribu unit atau sekitar 17 hingga 18 persen pangsa pasar laptop lokal.
"Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, penjualan pada tahun 2008 meningkat dua kali lipat. Oleh sebab itu pada tahun ini kami menargetkan penjualan hingga 25 persen pangsa pasar laptop lokal," katanya.
Sedang penjualan komputer "desktop" merek ION pada tahun 2008 mencapai 1,4 juta unit dengan pangsa pasar 22 hingga 23 persen. Dibandingkan tahun sebelumnya, penjualan pada tahun 2008 meningkat sebesar 10 persen. Pada tahun ini MeB menargetkan penjualan desktop ION hingga mencapai 27 persen pangsa pasar lokal.
"Pasar komputer saat ini tetap bergerak, meskipun masih terkena dampak krisis. Makanya kami tetap optimistis tingkat penjualan komputer lokal kami bisa naik," kata Hendry.
Bahkan pada tahun 2009, MeB akan meluncurkan lima hingga 10 jenis produk baru dengan merek ION. Produk tersebut ditujukan untuk kalangan pelajar, mahasiswa, dan pelaku bisnis dengan kisaran harga antara Rp5 juta hingga Rp7 juta per unit.
"Sekarang ini penjualan laptop bersaing dengan penjualan ponsel. Kalau produsen ponsel hampir setiap bulan mengeluarkan produk baru, kenapa kami tidak?" katanya.
Sementara itu General Manajer Penjualan PT MeB, Franciscus Thomas Jahja, mengatakan, penjualan produk lokal itu sangat membantu pertumbuhan ekonomian nasional, terutama dalam menyerap tenaga kerja.
"Memang beberapa kalangan menilai produk lokal tidak bergengsi dibandingkan dengan produk dari luar negeri. Tapi yang perlu diingat, produk lokal bisa membantu perekonomian nasional. Makanya kami bangga mengedepankan produk lokal ini," katanya.
Saat ini laptop dan komputer merek ION dirakit di Kelapa Gading, Jakarta dengan pengawasan kualitas produk yang ketat. "Ada beberapa tahap pengawasan kualitas produk kami, mulai dari perakitan hingga pendistribusian. Untuk itu sudah bukan waktunya lagi meragukan produk lokal," kata Thomas.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
