Padang (ANTARA News) - Tujuh film dokumenter terbaik terpilih pada Festival Film Dokumenter Kebudayaan (FFDK) 2011 yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Barat yang diumumkan di Teater Utama Taman Budaya di Padang, Rabu.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Barat Burhasman di Padang dalam sambutannya pada acara puncak FFDK 2011, tujuh film terbaik dipilih tim juri setelah menyisihkan 39 karya film untuk tingkat SLTA serta 19 film kategori mahasiswa dan umum.

Ia menyebutkan, untuk kategori mahasiswa dan umum terbaik I diraih oleh film Pasambahan dan Pacu Jawi karya Abdu Rahman, terbaik II film Menyisir Pesisir Selatan karya English Departement Production House dan terbaik III film Simuntuk karya Riki Rikarno.

Kemudian, untuk kategori SLTA terbaik I film Kacangku Sayang Penjajanya Malang karya SMA Negeri 1 Bukittinggi, terbaik II film Pemburu Kroto karya SMK Negeri 3 Kota Bengkulu, terbaik III film Mambangkik Batang Tarandam karya SMA Negeri 1 Bukitinggi dan terbaik VI film Ka Ga Nga karya SMK Negeri V Kota Bengkulu.

Selain itu, untuk kategori penulisan naskah terbaik terpilih film Pasambahan dan Pacu Jawi, penataan sinematografi terbaik dimenangkan oleh film Menyisir Pesisir Selatan dan film Simuntuk terpilih dalam kategori penataan suara terbaik.

Burhasman menyebutkan, pemenang menerima hadiah berupa trophy, piagam dan uang pembinaan total Rp23 juta di mana penyelenggaraan FFDK merupakan tahun ketiga untuk 2011.

Lebih lanjut, ia mengatakan, tujuan digelarnya festival film dokumenter kebudayaan tingkat mahasiswa dan SLTA dalam rangka mendorong minat generasi muda melakukan pendokumentasian aktivitas kebudayaan dalam bentuk audio visual.

Kegiatan ini juga bertujuan menggali dan mengembangkan kekayaan budaya Sumatera Barat dalam bentuk aktivitas perfilman, bekerja sama dengan Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang dengan tema `Membentuk Jati Diri dan Pencitraan Pariwisata Sumbar`, kata dia.

Burhasman mengatakan , festival tersebut diikuti mahasiswa se-Sumatera Barat dan pelajar SLTA Sumbar, Riau , Bengkulu dan Sumatera Selatan.

Menurut dia, ruang lingkup pembuatan film meliputi aktivitas kebudayaan di Sumatera Barat seperti upacara keagamaan, upacara adat, aktivitas ekonomi masyarakat, sistem teknologi dan paralatan tradisional, kesenian serta permainan rakyat.

Tim juri terdiri dari Gerson dari Institut Kesenian Jakarta, Guru Besar Antropologi Unand Prof Nusyirwan Efendi, Arli Pamuncak dari TVRI Sumatera Barat, Yusril Katil dan Elizar dari ISI Padangpanjang.

Selain itu, festival ini bertujuan untuk mewadahi sineas muda Sumatera Barat untuk terus berkreasi dan menciptakan karya yang berkualitas yang akan menjadi dokumentasi penting dimasa mendatang.

Ia menambahkan, kegiatan ini merupakan salah satu langkah mempromosikan pariwisata dan budaya Sumbar dalam bentuk audio visual kepada masyarakat.

Sementara, Kepala Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Kota Padang Nurmatias mengatakan dengan digelarnya festival film dokumenter kebudayaan ini, masyarakat dapat mempelajari kearifan lokal budaya yang dimiliki dan akan menjadi karakter dalam keseharian.

Turut hadir pada acara tersebut Direktur Film Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Syamsul Lussa, Wakil Gubernur Sumatera Barat Muslim Kasim dan undangan lainnya.

(KR-IWY/Y008)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011