Jakarta (ANTARA) - Platform e-commerce anyar bernama Solos resmi diluncurkan untuk membantu para solopreneur (solo-entrepreneur) dan pekerja lepas (freelancer) menjual layanan mereka dengan lebih cepat dan mudah secara daring.

Solos menghadirkan tiga solusi utama, yaitu sebagai portfolio builder, online shop for service, dan payment solutions for service sellers. Solusi ini diciptakan untuk mewujudkan misi Solos membantu pekerja lepas dan solopreneur menemukan klien baru dengan cepat.

Baca juga: Survei KBM App: penulis online jadi pekerjaan utama IRT saat pandemi

“Solos diciptakan untuk membantu mereka mempersingkat waktu yang diperlukan untuk menyepakati transaksi, yang pada akhirnya menghasilkan lebih banyak pendapatan,” ujar CEO Solos Ricky Willianto dalam rilis pers dikutip Jumat.

Solos dilengkapi dengan teknologi yang memudahkan para freelancer untuk membangun situs web dan toko daring dengan tampilan depan yang menarik dan memungkinkan para pekerja lepas untuk memamerkan karya dan jasa mereka secara daring dan kredibel.

Dengan demikian, para pekerja lepas tidak perlu lagi membuat situs web terpisah maupun mencantumkan Linktree atau tool sejenis yang berisikan tautan situs web, portfolio, nomor telepon, email, dan sosial media mereka. Solos menghadirkan seluruh fungsi tersebut dalam satu tempat.

Baca juga: Kormo bantu kamu cari kerja informal

Solos juga didukung dengan teknologi di belakang layar yang membantu pengaturan proyek pekerjaan lepas dengan lebih mudah dan teratur, mulai dari manajemen proyek, chat, tagihan, hingga sistem pembayaran.

Selain itu, Solos turut menawarkan kebebasan dan keleluasaan bagi para pekerja lepas untuk menentukan cara bekerja dengan klien, komunikasi langsung dengan klien, serta menentukan cara pembayaran dengan klien.

“Berbeda dengan platform pencarian layanan freelance lainnya yang membatasi cara komunikasi dan skema pembayaran antara klien dengan freelancer, Solos memberi kebebasan bagi freelancer dan solopreneur untuk menawarkan layanan jasa mereka secara langsung kepada klien dengan platform komunikasi dan skema pembayaran yang bisa mereka tentukan sendiri,” kata Ricky.

Saat ini telah terjadi transisi besar pada angkatan kerja. Generasi baru dinilai lebih menyukai kebebasan, fleksibilitas, dan pekerjaan yang berdampak dan didorong oleh hasrat.

Hasilnya, orang-orang yang dulunya bergantung pada pekerjaan kantoran, kini memulai bisnis mereka sendiri yang dimungkinkan oleh teknologi dan kerja jarak jauh.

Baca juga: Aplikasi Siap Kerja Tangerang sediakan informasi lowongan pekerjaan

"Solos ingin menjadi solusi terdepan bagi orang-orang yang memulai perjalanan ini, dan menjadi mitra yang membantu mereka sukses dalam bisnis mereka,” kata pria yang pernah memenangkan penghargaan Telkomsel NextDev Summit untuk entrepreneurship dan solusi digital itu.

Solos, kata Ricky, dirancang untuk melayani kebutuhan pekerja profesional. Siapa pun yang menjual keahlian, keterampilan, dan pengetahuan adalah target pengguna Solos.

Solos memberdayakan desainer grafis, penulis, tutor belajar, pelatih pribadi, instruktur yoga, konsultan PR, peneliti profesional, dan pakar strategi.

“Saat ini Solos fokus pada pertumbuhan di Indonesia. Kami saat ini berbasis di Bali karena kami percaya Bali adalah pusat bisnis yang tepat untuk freelancer, solopreneur, dan digital nomads,” ujar dia.

Ricky mengungkapkan Solos mengalami pertumbuhan eksponensial dalam jumlah pengguna sejak pertama kali dioperasikan. Dia mengklaim bahwa Solos telah menerima minat pekerja lepas dan solopreneurs dari sejumlah negara, seperti Filipina, Australia, India, dan Amerika Serikat.

Saat ini, Solos tengah mengumpulkan seed round dari investor di Asia Tenggara dan Eropa. Sejauh ini, kata Ricky, Solos memiliki beberapa angel investor dari perusahaan seperti Microsoft, HSBC, JP Morgan, dan Blackberry.



Baca juga: Putus rantai calo, Purwakarta luncurkan aplikasi "Sampurasun Bursa Kerja"

Baca juga: 6 cara mempermudah pekerjaan dengan Google

Baca juga: JobStreet Buat Aplikasi Mobile untuk Smartphone

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022