... perayaan Natal di Banjar Tuka lebih mengedepankan adat-istiadat yang berlaku di daerah tersebut, termasuk mengadopsi sebagian kebiasaan yang dilakukan umat Hindu...
Denpasar (ANTARA News) - Alunan kekidung atau irama dan tembang berbahasa Bali, mengagungkan nama Tuhan Yesus Kristus bergema pada kebaktian Natal di Gereja Paroki Tritunggal Mahakudus di Banjar Tuka, Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Minggu pagi.

Selain tembang berbahasa Bali, kidung sebagai sarana doa dan puja-pujian kepada Tuhan, sejak pagi hingga siang itu juga dilantunkan dalam bahasa Indonesia.

Alunan tembang yang merdu dan syahdu dalam dua bahasa itu terdengar silih berganti dikumandangkan dari dalam ruang gereja di Banjar Tuka, sekitar 15 km barat laut kota Denpasar.

Tembang dwi etnik itu terdengar semakin menggema dengan tampilnya koor paduan suara yang bersatu-padu dengan senandung para peserta misa Natal.

Tampilnya koor anak-anak dan remaja selain menambah gema alunan tembang, juga menjadikan suasana perayaan Natal di salah satu gereja tua di Bali itu bertambah semarak.

Misa Natal yang dipimpin Romo Paulus Payong SVD, dibantu Romo Martin SVD itu diikuti ribuan umat nasrani dari desa-desa di sekitar Kecamatan Kuta Utara, berlangsung dalam kebaktian secara khusuk dan khidmat.

Ketua Dewan Gereja Paroki Tritunggal Mahakudus Tuka, Ketut Jack Mudastra, menjelaskan, gereja Paroki Tritunggul Mahakudus Tuka merupakan salah satu gereja tua di Bali yang dibangun sekitar tahun 1937, atau 75 tahun silam ketika ajaran Kristen diketahui masuk Bali.

Oleh sebab itu perayaan Natal di Banjar Tuka lebih mengedepankan adat-istiadat yang berlaku di daerah tersebut, termasuk mengadopsi sebagian kebiasaan yang dilakukan umat Hindu.

Pemasangan penjor, yakni hiasan bambu dengan janur di depan gerbang masuk rumah menjadi tradisi dalam setiap perayaan Hari Raya Natal. Demikian pula busana yang dikenakan bernuasa adat Bali, baik pria, wanita mulai dari anak-anak, dewasa maupun orang tua.

Hiasan penjor sepanjang jalan desa Tuka dan dekorasi gereja bernuansa khas Bali, merupakan tradisi yang diwarisi secara turun temurun dari leluhurnya.

Penyebaran ajaran Kristen di Bali dimulai sejak tahun 1931, ditandai dengan pelaksanaan baptis pertama oleh penginjil Tshang Toha (China) kepada sejumlah penduduk di Tukad Yeh Poh, Desa Dalung, Kabupaten Badung.

Dua aliran kristiani masing-masing Katholik berkembang di Desa Tuka, dan Kristen Protestan di Dusun Untal Untal, Kabupaten Badung. Pada tahun 1937 ajaran tersebut kemudian disebarkan ke beberapa daerah lain di Bali oleh misionaris asal Jawa Timur.

Para pemeluk ajaran Kristen kemudian menyebar ke daerah pedalaman di Desa Palasari, Desa Gumbrih dan beberapa desa sekitarnya di wilayah Kabupaten Jembrana, wilayah barat Bali.

Oleh sebab itu perayaan Natal di desa-desa di Bali berlangsung berbeda dengan perayaan Natal di gereja-gereja yang ada di jantung Kota Denpasar maupun hotel-hotel berbintang di kawasan Nusa Dua, Kuta, Kabupaten Badung, maupun Sanur, Kota Denpasar. (I006)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011