Jakarta (ANTARA News) - Alibaba menyewa sebuah perusahaan pelobi di Washington, sebuah indikasi bahwa raksasa e-commerce China itu akan membuat tawaran untuk membeli Yahoo menyusul gagalnya kesepakatan kemitraan Asia dalam rencana yang sama.

Softbank Corp Jepang, yang memiliki 30 persen saham Alibaba dan salah satu mitra Jepang Yahoo, juga terdaftar sebagai aliansi Alibaba sebagaimana diungkapkan dalam pemaparan oleh perusahaan pelobi, Duberstein Group Inc.

Menurut laporan Reuters, pendidi Alibaba Group, Jack Ma, mengatakan bahwa pada September ia ingin membeli semua dari Yahoo jika kesempatan muncul.

Menyewa sebuah perusahaan pelobi Washington bisa membantu Alibaba mengatasi oposisi politik AS untuk pengambilalihan Yahoo oleh perusahaan dari negara yang mengontrol dan menyensor Internet itu.

Perusahaan China, seperti raksasa telekomunikasi Huawei Technologies, telah beralih menjadi oposisi ketika mereka mencoba untuk membeli aset-aset AS selama bertahun-tahun.

"Perhatian mengenai keamanan nasional terkadang hanya sebuah alasan untuk kekhawatiran komersial bagi negara manapun, tetapi yang pasti bagi Amerika Serikat," kata Mark Natkin, managing director Marbridge Consulting yang bermarkas di Beijing.

"Saya tidak berpikir harus ada perhatian besar (untuk Alibaba membeli Yahoo). Pengguna dapat menyimpan data sebanyak mereka suka.

"Jika mereka berlangganan ke Yahoo dan (mereka tahu) Yahoo dimiliki perusahaan China, mereka harus membuat keputusan sendiri," tambah Natkin dikutip Reuters.

Alibaba, Softbank, dan Yahoo telah berusaha untuk santai dalam hubungan kerjasama web mereka yang kompleks. Alibaba dipertahankan Duberstein pada musim gugur ketika mendiskusikan proposal dengan perusahaan ekuitas swasta untuk membeli Yahoo, sumber yang mengetahui situasi itu mengatakan.

Sementara mereka bersama-sama akan membuat penawaran untuk Yahoo secara keseluruhan, ide itu untuk pengambilalihan operasi Yahoo di AS, sedangkan untuk Alibaba dan Softbank akan mendapatkan aset-aset di Asia.   

Nilai pasar Yahoo sekarang sekitar 20 miliar dolar.

Menggandeng Duberstein menandai pertama kalinya Alibaba tercatat akan melobi pemerintah AS, menurut hasil pencarian mengenai catatan kongres.

Grup Duberstein dipimpin oleh Kenneth Duberstein, mantan kepala staf Gedung Putih era kepemimpinan Presiden Ronald Reagan. Klien-kliennya yang lain meliputi BP America Inc, Goldman Sachs & Co, dan Pfizer Inc.

Pendaftaran lobi melibatkan perusahaan hukum Eachtell, Lipton, Rosen & Katz, yang mengkhususkan diri dalam merger dan akuisisi, sebagai perantara antara Alibaba dan tim perusahaan pelobi.

Pendaftaran telah diterima kantor Senat AS pada 23 Desember dan kemudian di-posting online, tetapi upaya-upaya lobi kemungkinan sudah dimulai lebih awal, demikian dikutip dari laporan Reuters.

(*)

Penerjemah: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011