Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengatakan, pemerintah akan mengupayakan untuk bernegosiasi dengan pemerintah Jepang terkait dengan suku bunga pinjaman yang naik dari 1,3 persen menjadi 1,5 persen. "Kita akan minta supaya interest rate (suku bunga)-nya jangan 1,5 persen. Dulu kan 1,3 persen, kalau bisa kita kembali ke semula, kenaikan 0,2 persen ini kan juga cukup besar," katanya menjawab pertanyaan wartawan di Kantor Wapres Jakarta, Kamis. Paskah berada di Kantor Wapres dalam rangka ikut menyaksikan penandatanganan nota diplomatik mengenai bantuan untuk perdamaian Aceh yang diberikan pemerintah Jepang kepada International Organization for Migration (IOM) selaku pelaksana program. Paskah mengatakan, saat ini Jepang tengah konsern pada investasinya di sembilan proyek di Indonesia, antara lain Tanjung Priok Access Road (fase II), Jakarta Mass Rapid Transportation System, Kamojang Upstream Downstream Geothermal, Hydro Electrolit Power Plan Asahan III, serta proyek di Citarum dan di Semarang. "Secara umum, ini akan kita negosiasikan semua. Lima dari sembilan proyek itu masih menunggu kesiapan proyek tersebut karena ada kaitannya dengan dukungan pemerintah daerah," katanya. Ia mengatakan, jenis pembiayaan pada proyek-proyek tersebut ada tiga jenis yaitu pertama, tight dengan komponen lokalnya sama sekali nol dan suku bunga rendah di bawah 1 persen. Kedua, jenis un-tight yakni ada komponen lokal tapi kecil sekali jumlahnya. Dan ketiga general, dengan komponen lokal besar tetapi suku bunganya tinggi. "Yang masuk general ini suku bunganya perlu kita negosiasikan lagi, karena naik dari 1,3 persen menjadi 1,5 persen cukup besar juga," katanya. Pemerintah, katanya, mendorong komponen lokal lebih besar walaupun proyek-proyek investasi itu dibiayai pihak luar negeri.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006