Fokus telah bergeser dari inflasi yang lebih tinggi dan lebih banyak kenaikan suku bunga...
Hong Kong (ANTARA) - Euro mengembalikan sebagian dari kenaikannya baru-baru ini di perdagangan Asia Selasa pagi, tetapi masih ditetapkan untuk bulan terbaiknya dalam setahun karena reposisi pasar untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga di Eropa dan kemungkinan laju kenaikan suku bunga AS yang lebih lambat.

Euro berada di 1,0745 dolar AS, turun 0,3 persen, setelah mencapai level tertinggi lima minggu di 1,0786 dolar AS semalam, karena inflasi Jerman naik ke level tertinggi dalam hampir setengah abad pada Mei didukung oleh melonjaknya harga energi dan pangan.

Ini memperkuat kasus kenaikan suku bunga yang lebih agresif dari Bank Sentral Eropa (ECB), yang diperkirakan akan mulai menaikkan suku bunga pada Juli untuk pertama kalinya sejak pandemi dimulai.

Data inflasi zona euro akan dirilis pada Selasa waktu setempat, dan analis CBA mengatakan data Jerman menyiratkan kemungkinan bahwa ini bisa datang di atas ekspektasi juga.

Selain itu, "Ada sejumlah pejabat ECB yang berbicara malam ini, tidak diragukan lagi membicarakan prospek suku bunga Eropa yang lebih tinggi," kata mereka dalam sebuah catatan kepada klien.

Baca juga: Saham Asia dan obligasi turun, terseret khawatir inflasi tinggi Jerman

Euro juga bersiap untuk kenaikan 2,2 persen pada Mei yang akan menjadi kenaikan bulanan terbesar dalam setahun.

Indeks dolar berada di 101,63, setelah jatuh ke level terendah lima minggu di 101,29 semalam. Indeks mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya dengan bobot terbesar diberikan kepada euro.

"Fokus telah bergeser dari inflasi yang lebih tinggi dan lebih banyak kenaikan suku bunga ke kekhawatiran tentang apakah pengetatan Fed telah memberi tekanan pada ekonomi, dan itu telah menyebabkan dolar melemah selama beberapa minggu terakhir," kata Ahli Strategi Pasar Saxo Markets, Redmond Wong, Hong Kong.

Namun dia menambahkan bahwa tidak ada kepastian bahwa Federal Reserve akan berbalik dari langkah pengetatan yang agresif dan menunjuk pada pernyataan hawkish semalam dari Gubernur Fed Christopher Waller, mencatat "jadi tren dolar yang lebih lemah ini bisa berbalik".

Rebound sentimen terhadap aset dan mata uang berisiko yang sebagian disebabkan oleh pelonggaran penguncian di pusat keuangan China, Shanghai, juga membebani mata uang safe-haven greenback baru-baru ini, kata investor.

Baca juga: IHSG diperkirakan bergerak datar jelang libur Hari Lahir Pancasila

Berita bahwa para pemimpin Uni Eropa pada prinsipnya sepakat pada Senin (30/5/2022) untuk memotong sebagian besar impor minyak dari Rusia pada akhir tahun ini, mengirim harga minyak lebih tinggi, dan mendorong mata uang komoditas.

Dolar Kanada menyentuh 1,2653 per dolar, mendekati level tertinggi satu bulan yang dicapai semalam. Dolar Australia memantul dari level terendah 0,7163 dolar AS, juga dibantu oleh data PMI China yang lebih baik dari perkiraan dan terakhir di sekitar 0,7180 dolar AS.

Bitcoin berada di posisi terdepan di sekitar 31.600 dolar AS setelah naik di atas 32.000 dolar AS semalam untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga minggu.

Sterling berada di 1,263 dolar AS dan ditetapkan untuk kenaikan bulanan 0,5 persen versus dolar, kenaikan bulanan pertama pada tahun 2022.

Yen berada di 128,15 per dolar AS, lebih lemah pada hari itu, tetapi ditetapkan untuk bulan terkuat sejak Juli tahun lalu.

Baca juga: Rupiah masih berpeluang menguat, dibayangi kekhawatiran resesi global

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022