Makassar (ANTARA) - PT PLN (Persero) siap menyediakan pasokan listrik yang andal untuk 6 perusahaan pemurnian hasil tambang (smelter) di Pulau Sulawesi sebesar 3.168 mega volt ampere (MVA).

Langkah ini guna mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah bagi produk tambang dalam negeri lewat hilirisasi mineral.

Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua & Nusa Tenggara (Sulmapana) PLN Adi Priyanto melalui keterangan resminya yang diterima di Makassar, Sabtu menyampaikan smelter merupakan salah satu proyek strategis untuk mendukung hilirisasi mineral di Indonesia.

"Karena itu, PLN berkomitmen memenuhi kebutuhan listrik dan memberikan pelayanan terbaik untuk industri smelter," kata dia.

Sehari sebelumnya, telah dilakukan penandatanganan MoU oleh 6 Pelanggan KTT Regional Sulmapana dengan Total Daya 3.168 MVA' di Kantor Pusat PLN, Jakarta.

Keenam perusahaan tersebut antara lain PT Sarana Mineralindo Perkasa sebesar 90 MVA, PT Gorontalo Mineral sebesar 100 MVA, PT Kawasan Industri Mongondow sebesar 1.000 MVA, Huayou International Mining (Hongkong) Ltd sebesar 1.743 MVA, PT Indo Nickel Industry sebesar 85 MVA, dan PT Antam (Persero) UBPN Sultra sebesar 150 MVA.

“Industri smelter membutuhkan energi listrik yang sangat besar dan PLN siap memenuhinya dengan pasokan listrik yang andal, berkualitas, dan harga yang kompetitif,” ujar Adi Priyanto.

Menurut Adi, pemulihan ekonomi pasca-pandemi COVID-19 telah menunjukkan adanya peningkatan permintaan listrik di Tanah Air.

PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha penyediaan tenaga listrik berkomitmen untuk memastikan pasokan listrik ke seluruh pelosok negeri, mendorong laju pertumbuhan perekonomian hingga menciptakan multiplier effect melalui kesiapan pasokan listrik untuk industri dan bisnis.

Bentuk komitmen itu nantinya, kata Adi, akan dituangkan dalam Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik sebagai salah satu klausul ketepatan waktu pelayanan.

"Dengan begitu, para pemilik smelter bisa fokus pada bisnis inti perusahaan, sementara kami akan menyelesaikan kebutuhan listrik sesuai jadwal yang disepakati bersama," ujar Adi.

Direktur Utama Huayou International Mining Fang Qixue menyebutkan jalinan kerja sama ini sesuai dengan visi Huayou yang berkomitmen untuk menjalankan bisnis secara berkelanjutan demi masa depan generasi mendatang.

"Oleh karena itu, MoU dilakukan dengan PLN untuk penyediaan listrik bersih sebesar 1.743 MVA bagi proyek Huayou di Sulawesi. Kami pun ingin mengajak PLN dan 5 perusahaan lain untuk dapat menghadirkan masa depan yang hijau dan cerah bagi masa depan bumi kita," ucapnya.

Baca juga: PLN suplai listrik 170 MVA ke fasilitas pengolahan mineral Freeport
Baca juga: Smelter rampung 2024, Adaro Energy serius masuk ke industri aluminium
Baca juga: Antam: Pabrik feronikel akan beroperasi pada Februari 2023

 

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022