kita saling berhubungan sehingga kita sama-sama saling menyamakan persepsi bagaimana mengelola laut
Badung (ANTARA) - Sejumlah pimpinan regional hidrografi internasional mengikuti pertemuan ke-14 International Hydrographic Organization (IHO) The Inter-Regional Coordination Committee (IRCC) yang diselenggarakan di Kabupaten Badung, Bali.

"Jadi dalam pertemuan ini berkumpul 14 grup, jadi kalau dunia ini lautnya dibagi 14 grup yang ketua grup hidrografinya datang ke Bali," ujar Komandan Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) Laksamana Madya TNI Nurhidayat di Badung, Senin.

IRCC merupakan salah satu komite kelompok kerja IHO yang dibentuk untuk mengawasi pembangunan strategi IHO serta mempromosikan penggunaan dan pengumpulan data kelautan serta bertanggung jawab atas masalah kebijakan yang berhubungan dengan data peta elektronik.

IRCC sebagai wadah pertemuan serta menerima laporan baik progres dari tahun sebelumnya serta rencana ke depan dari 14 Regional Hydrographic Commissions (RHC) yang ada di IHO.

Pushidrosal saat ini merupakan anggota di tiga RHC yaitu EAHC (sebagai Vice Chair), NIOHC (sebagai Chairman) dan sebagai Associate member di SWPHC. Selain itu, IRCC juga mengoordinasikan dan mempromosikan kerja sama dengan organisasi internasional lainnya dari berbagai bidang.

Baca juga: Danpushidrosal bahas implementasi rencana strategis IHO di IRCC Ke-14

Nurhidayat menjelaskan IRCC-14 secara umum membahas dan mendiskusikan hal-hal yang berhubungan dengan bidang hidrografi, kartografi, pembangunan kapasitas, pemetaan laut serta untuk mendefinisikan pendekatan yang terbaik untuk diterapkan di tingkat regional maupun global.

"Pertemuan IRCC ke-14 ini memiliki nilai khusus dan sangat penting, karena usulan dan keputusan yang diambil dalam forum ini akan dibawa sidang Majelis IHO yang akan diadakan di Monako pada bulan April 2023 mendatang," katanya.

Ia menambahkan kegiatan tersebut juga dinilai terkait dengan implementasi rencana strategis IHO dan pembangunan peta jalan S-100, dengan berbagai Langkah yang telah dilakukan di bidang pembangunan kapasitas, GEBCO, Crowd Sourced Bathymetry, WEND, MSI, MSDI, serta pendidikan.

"IRCC ini dan hidrografi ini berbicara tentang keselamatan dan kemudian akhirnya bagaimana pengelolaan laut itu sendiri. Laut antara satu negara dengan negara yang lain tidak ada pemisahnya dan kita saling berhubungan sehingga kita sama-sama saling menyamakan persepsi bagaimana mengelola laut," ungkap Nurhidayat.

Baca juga: Pusat Oseanografi AL akan bahas peningkatan kapasitas pada IHO CBSC
Baca juga: SCUFN setujui 8 fitur bawah laut Indonesia hasil ekspedisi Jalacitra
Baca juga: Komandan Pushidrosal lepas keberangkatan tim peneliti Selat Manipa

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022